Krisis Air Bersih Akibat Akses Terputus, Warga Hutanabolon Terpaksa Minum Air Parit
Ilustrasi--Istimewa
RADARTVNEWS.COM - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, telah menyisakan dampak berkepanjangan, terutama bagi Desa Hutanabolon di Kecamatan Tukka. Warga di kawasan ini dilaporkan terpaksa mengonsumsi air dari parit atau genangan seadanya untuk bertahan hidup setelah akses ke wilayah mereka masih terputus dan bantuan air bersih tidak kunjung datang.
Sudah lebih dari satu pekan sejak bencana terjadi, namun Desa Hutanabolon masih berada dalam kondisi memprihatinkan dan terisolasi, tanpa adanya sentuhan logistik bantuan yang memadai. Kondisi ini diperparah dengan rusaknya akses jalan utama akibat genangan dan longsor, membuat penyaluran bantuan kemanusiaan menjadi sangat sulit.
Seorang warga Lorong Empat, Dina Boru Tambunan, menyampaikan bahwa harta benda dan kondisi rumahnya ludes diterjang banjir, sementara bantuan pokok belum merata di wilayah tersebut. Ia menjelaskan bahwa setiap kebutuhan pokok harus dicari dengan berjalan kaki berjam-jam lamanya.
Dina Boru Tambunan mengisahkan betapa sulitnya mencari kebutuhan dasar, dan dia harus menempuh perjalanan yang sangat jauh, bahkan harus berjalan dari pagi hingga sore, hanya untuk mendapatkan minyak bakar dan membeli sedikit ikan di pasar yang jauh.
Keluarganya, yang berjumlah tujuh orang, memang selamat dari bencana, tetapi ketidakpastian masa depan dan hilangnya tempat tinggal menimbulkan kecemasan yang mendalam. Ia menyebutkan bahwa meskipun bencana telah berlalu, mereka tidak tahu harus kembali ke mana karena rumah dan harta benda sudah tidak ada lagi.
BACA JUGA:BNPB: 836 Orang Tewas akibat Banjir Sumatra, 509 Masih Hilang
Warga tersebut sangat berharap agar bantuan logistik, khususnya air bersih dan kebutuhan dasar lain, dapat segera diprioritaskan untuk menjangkau wilayah Lorong Empat Hutanabolon yang selama ini terisolir.
Berdasarkan pantauan langsung di lapangan hingga Kamis (4/12/2025), jalan penghubung utama antara Desa Hutanabolon dan Desa Tukka dilaporkan masih terendam air dengan ketinggian genangan yang bervariasi antara 70 sentimeter hingga 1 meter.
Kondisi jalan yang terendam dan medan yang terjal membuat perjalanan menuju Hutanabolon sangat sulit, bahkan genangan air sudah mulai muncul sejak melewati jembatan di atas Sungai Sigultom.
Warga lainnya, Samirin Sitompul, menuturkan bahwa jumlah warga terdampak di desa tersebut mencapai lebih dari 1.000 Kepala Keluarga (KK). Ia menambahkan bahwa bantuan yang didistribusikan saat ini belum merata karena lokasi posko utama berada jauh dari desa-desa yang paling terisolir seperti Hutanabolon.
Kondisi kritis ini menunjukkan bahwa selain kebutuhan pangan dan tempat tinggal, krisis air bersih merupakan ancaman nyata yang harus segera diatasi oleh tim tanggap darurat guna mencegah timbulnya penyakit pascabencana di kawasan Hutanabolon dan sekitarnya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
