Ratusan Warga Tapteng Nekat Serbu & Menjarah Gudang Bulog Keputusasaan di Tengah Krisis Bantuan Paska Bencana
-Dok.Bulog-
RADARTVNEWS.COM - Di tengah situasi kacau paska bencana banjir dan longsor di wilayah Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Sibolga, Sumatera Utara, ratusan warga dilaporkan memaksa masuk dan menjarah gudang Bulog. Peristiwa tersebut terjadi ketika bantuan logistik sangat tertunda, menimbulkan kondisi kelaparan dan keputusasaan di kalangan masyarakat terdampak.
Sebuah video yang kini viral di media sosial memperlihatkan massa warga berserakan di depan pintu gerbang gudang, berdesakan, lalu dengan paksa menerobos pagar dan gerbang bahkan merusak gembok untuk bisa masuk ke dalam gudang. Para warga kemudian mengambil bahan kebutuhan pokok seperti beras dan minyak goreng dalam jumlah banyak, tampak menggotong karung-karung keluar dari dalam gudang.
Salah seorang warga, yang mengaku terdampak bencana, menyatakan bahwa mereka telah menunggu distribusi bantuan terlalu lama kelaparan makin parah, akses logistik terputus, dan tidak ada kepastian kapan bantuan akan datang. “Kita disuruh nunggu, ntah kapan dibaginya, sudah tahu kelaparan, kena bencana lagi,” ujarnya putus asa.
BACA JUGA:Bahlil Hentikan Sementara Operasi Tambang Emas Martabe Pasca Banjir Besar di Sumatera
BACA JUGA:Pesawat JetBlue Airways Airbus A320 Tujuan New Jersey Tiba-tiba terjatuh
Pihak berwenang dari kepolisian setempat Polda Sumatera Utara membenarkan bahwa peristiwa penjarahan gudang Bulog di Tapteng memang terjadi dan kini sedang ditangani oleh Polres Tapanuli Tengah. Mereka mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aksi anarkis atau merusak fasilitas, meski situasi genting akibat bencana membuat emosional warga memuncak.
Menurut pernyataan pimpinan Bulog wilayah Sumut, Budi Cahyanto, aksi penjarahan ini terjadi sebelum personel tambahan pengamanan yang diminta sempat tiba di lokasi. Gudang langsung diserbu warga dalam jumlah besar, membuat upaya pengamanan menjadi sulit.
Insiden tersebut mencerminkan krisis kemanusiaan dan logistik di mana kerusakan infrastruktur, terputusnya akses jalan, listrik, air bersih, dan lambatnya distribusi bantuan membuat warga terdampak bencana terdesak, hingga memilih tindakan yang ekstrem demi bertahan hidup.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
