Darurat Penerbangan Global: 6.000 Pesawat Airbus A320 Dilarang Terbang Akibat Efek Radiasi Matahari
Airbus A320--Istimewa
RADARTVNEWS.COM - Dunia penerbangan global menghadapi gangguan besar setelah produsen pesawat raksasa Eropa, Airbus, mengeluarkan peringatan dan perintah perbaikan mendesak yang berujung pada pelarangan terbang sementara bagi ribuan armadanya. Sedikitnya 6.000 pesawat dari keluarga model populer Airbus A320 dilarang beroperasi setelah ditemukan bahwa radiasi matahari yang intens berpotensi mengganggu komputer kendali penerbangan pada ketinggian jelajah.
Keputusan darurat ini, yang memengaruhi sekitar separuh total armada A320 di seluruh dunia, dikeluarkan setelah Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) menerbitkan emergency airworthiness directive. Perintah ini mewajibkan maskapai-maskapai di seluruh dunia untuk segera melakukan pembaruan atau perbaikan teknis pada pesawat yang terdampak sebelum diizinkan mengangkut penumpang kembali.
Masalah teknis ini berpusat pada sistem fly-by-wire yang digunakan secara eksklusif pada keluarga pesawat Airbus. Sistem canggih ini mengandalkan komputer untuk memproses dan menerjemahkan input pilot menjadi pergerakan kendali pesawat yang akurat, menjadikannya sangat sensitif terhadap gangguan elektromagnetik dari luar.
Krisis ini terkuak setelah investigasi mendalam terhadap insiden yang melibatkan maskapai JetBlue Airways pada Oktober 2025. Dalam insiden tersebut, sebuah pesawat yang terbang dari Amerika Serikat menuju Meksiko tiba-tiba dilaporkan mengalami penurunan ketinggian (elevasi) secara drastis tanpa peringatan yang jelas.
Insiden mendadak di udara tersebut menyebabkan sedikitnya 15 orang terluka dan memaksa pilot melakukan pendaratan darurat di Florida. Airbus kemudian bergerak cepat dan menyimpulkan bahwa perangkat lunak pengukur elevasi pada pesawat tersebut mengalami gangguan data akibat paparan radiasi matahari kuat saat pesawat beroperasi di ketinggian tinggi.
BACA JUGA:Rahasia di Balik Terbangnya Pesawat: Peran Gaya Angkat dan Aerodinamika
BACA JUGA:Pesawat BRO Skydive Jatuh di Karawang, Semua Korban Dinyatakan Selamat
Airbus mengategorikan pesawat yang terdampak ke dalam dua kelompok besar untuk percepatan penanganan. Sekitar 5.100 pesawat relatif baru dianggap dapat kembali beroperasi setelah menjalani pembaruan perangkat lunak sederhana, sebuah prosedur yang diperkirakan hanya memakan waktu sekitar tiga jam per pesawat.
Namun, sekitar 900 pesawat versi lama, yang mewakili sebagian kecil namun krusial dari total armada yang terdampak, membutuhkan tindakan lebih serius. Pesawat-pesawat ini memerlukan penggantian fisik komputer kendali penerbangan dan dilarang keras mengangkut penumpang hingga perbaikan hardware selesai dilakukan. Pesawat ini hanya diizinkan terbang (ferry flight) tanpa penumpang menuju fasilitas perawatan.
Airbus secara terbuka mengakui bahwa situasi ini akan menyebabkan gangguan operasional yang signifikan pada jadwal penerbangan maskapai di seluruh dunia, dan menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Proses grounding dan perbaikan serentak ini diperkirakan memengaruhi ratusan ribu jadwal penerbangan.
EASA dan Airbus menekankan bahwa meskipun insiden JetBlue adalah satu-satunya kasus yang tercatat, tindakan pencegahan berskala besar ini mutlak diperlukan mengingat sifat krusial dari sistem fly-by-wire. Keandalan perangkat lunak dan komputer yang terjamin adalah faktor penentu keselamatan yang tidak dapat ditawar dalam operasi penerbangan modern.
Pelarangan terbang sementara ini menggambarkan betapa rentannya teknologi canggih penerbangan terhadap fenomena alam, sekaligus menunjukkan komitmen produsen dan regulator global untuk segera bertindak demi keselamatan penumpang, guna memulihkan segera setengah dari armada pesawat penumpang narrow-body terpopuler di dunia tersebut.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
