BANNER HEADER DISWAY HD

Kenapa Manusia Bisa Merasakan Gemas? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Kenapa Manusia Bisa Merasakan Gemas? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM - Pernah lihat bayi menggemaskan atau anak kucing lucu, lalu tiba-tiba muncul dorongan aneh seperti ingin mencubit atau menggigit, padahal tidak berniat menyakiti? Fenomena ini tidak hanya unik, tapi juga punya landasan ilmiah di otak manusia loh. 

Pertama, rasa gemas muncul karena efek ilmiah yang disebut “Baby Schema” atau Kindchenschema. Konrad Lorenz memperkenalkannya pada 1940-an, menyebut bentuk kepala besar, mata bulat, tubuh kecil, dan bibir kecil membuat sesuatu tampak imut dan memicu naluri merawat. 

BACA JUGA:Mengapa Langit Berwarna Biru? Penjelasan Ilmiah yang Menarik

Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa visual ini langsung memicu sistem reward di otak, termasuk pelepasan hormon seperti dopamin dan oksitosin, hingga hormon “cuddle” yang membangkitkan perasaan hangat, bahagia, dan keinginan melindungi. 

Namun sisi yang lebih menarik adalah munculnya "Cute Aggression" ini bukan bermaksud menyakiti, melainkan reaksi emosional untuk menenangkan perasaan positif yang terlalu kuat. Ketika seseorang merasakan dorongan seperti ingin mencubit hingga menggigit objek lucu. 

Hal ini merupakan reaksi paradoks yang membuktikan otak sedang menyeimbangkan emosi agar tidak meluap. Teori lain menyebut ini sebagai ekspresi dimorfik, di mana emosi positif diekspresikan dengan reaksi yang kontras, seperti tertawa saat sedih atau menangis saat bahagia 

Studi elektronik di University of California, Riverside, menggunakan EEG membuktikan bahwa saat melihat gambar bayi lucu atau hewan imut, aktivitas otak (khususnya komponen N200 dan reward potential) meningkat. Dampaknya, rasa keinginan merawat dan dorongan agresi lucu saling berkorelasi dan semuanya bertujuan mengendalikan intensitas emosi. 

BACA JUGA:Pandangan Ilmiah: Apakah Air Hujan Baik untuk Dikonsumsi?

Secara evolusioner fenomena ini berguna, dengan adanya naluri merawat bayi atau makhluk kecil adalah kunci bertahan hidup. Cute aggression membantu menjaga kita tetap sadar dan bertindak, bukan malah membeku karena terlalu terpesona. Bahkan istilah khas seperti “gemas” di Indonesia atau “gigil” di Filipina merefleksikan reaksi universal ini. 

Jadi rasa “gemas” bukan sekadar reaksi imut, tapi kompleks secara neurologis dan evolusioner. Lewat baby schema dan cute aggression, otak manusia mampu mengatur kelebihan emosi positif agar tidak melewati batas yang menunjukkan bahwa keimutan juga punya penyelamatnya sendiri di dalam sistem kita.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: