Fenomena Hijrah: Antara Tren Sosial dan Perjalanan Spiritual
Pemuda Hijrah--Pinterest
RADARTVNEWS.COM - Beberapa tahun terakhir, istilah hijrah semakin sering terdengar, khususnya di kalangan generasi muda. Jika dulu kata ini identik dengan peristiwa sejarah Nabi Muhammad, kini maknanya berkembang menjadi perubahan gaya hidup menuju nilai-nilai Islami—mulai dari cara berpakaian, pergaulan, hingga pilihan komunitas.
1. Hijrah sebagai Tren Kekinian
Kemunculan figur publik yang memutuskan berhijrah dan membagikan pengalaman mereka di media sosial membuat fenomena ini tampak seperti sebuah trendsetter. Banyak anak muda ikut mengadopsi gaya hidup Islami karena terinspirasi dari idola atau lingkungannya. Namun, jika motivasinya hanya mengikuti arus, perjalanan hijrah sering kali tidak bertahan lama. Tak jarang, hijrah juga dipandang sebagai peluang bisnis, misalnya lewat produk fashion muslim atau komunitas eksklusif, sehingga lebih tampak sebagai komoditas ketimbang gerakan spiritual.
2. Hijrah sebagai Pencarian Makna
Di sisi lain, ada pula yang berhijrah karena dorongan hati untuk menjadi pribadi lebih baik dan mendekatkan diri pada Tuhan. Bagi mereka, hijrah adalah proses pencarian makna hidup sekaligus pembentukan identitas religius. Penelitian sosiologi bahkan mencatat bahwa hijrah sudah berkembang menjadi gerakan sosial yang turut mengubah pola interaksi, budaya populer, hingga orientasi ekonomi umat.
Fenomena ini bisa dipahami sebagai jawaban atas kegelisahan spiritual di tengah kehidupan modern yang serba cepat. Banyak tokoh agama menekankan bahwa inti hijrah seharusnya lahir dari kesadaran tulus, bukan sekadar mengikuti mode atau simbol luaran
BACA JUGA:Hijrah: Perjalanan Spiritual Menuju Pribadi yang Lebih Baik
3. Tantangan yang Mengiringi
Meski positif, perjalanan hijrah juga menyimpan risiko. Pemahaman agama yang terbatas bisa menimbulkan sikap eksklusif, bahkan berujung pada intoleransi. Media sosial yang digunakan untuk berdakwah kadang justru memperkuat narasi konservatif tanpa memberi ruang pada moderasi. Oleh karena itu, penting membangun ruang belajar agama yang seimbang dan terbuka.
4. Agar Hijrah Tidak Sekadar Tren
Untuk menjaga keberlanjutan hijrah, ada tiga hal pokok yang perlu diperhatikan, yaitu memperkuat niat, mendalami ajaran agama secara benar, dan membangun komunitas inklusif yang menekankan nilai toleransi serta empati.
Hijrah di Indonesia bisa dilihat dari dua sisi: sebagai tren sosial yang cepat menyebar, sekaligus sebagai proses spiritual yang mendalam. Agar tidak berhenti di permukaan, hijrah perlu diarahkan pada perubahan hati dan perilaku yang lebih berkesinambungan, disertai pemahaman agama yang moderat serta semangat kemanusiaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
