BANNER HEADER DISWAY HD

Way Kambas Hadir Kembali dengan Konsep Wisata Edukasi dan Konservasi

Way Kambas Hadir Kembali dengan Konsep Wisata Edukasi dan Konservasi

Taman Nasional Way Kambas-Foto : instagram @iraniaanggita-

LAMPUNG TIMUR, RADARTVNEWS.COM – Setelah sempat tutup selama pandemi, Taman Nasional Way Kambas (TNWK) resmi dibuka kembali untuk umum sejak 20 Desember 2023. Dalam pembukaan kembali ini, TNWK memperkenalkan wajah baru dengan pendekatan yang lebih ramah satwa dan edukatif. Tidak ada lagi atraksi gajah atau tunggangan; sebagai gantinya, pengunjung dapat berinteraksi secara alami dan aman, seperti memberi makan atau menyaksikan gajah mandi di habitatnya.

Konsep wisata baru di Way Kambas kini berfokus pada kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat desa penyangga, dan pengelola taman nasional. Pendekatan ini dinamakan model “interkoneksi,” yang menggabungkan pelestarian satwa, pemberdayaan masyarakat lokal, dan pengelolaan wisata berbasis edukasi.

Pengunjung dapat menikmati pengalaman yang lebih mendalam tentang konservasi alam melalui berbagai kegiatan menarik. Di antaranya adalah safari jeep untuk mengamati satwa liar seperti harimau, tapir, dan rusa, serta birdwatching di kawasan rawa yang menjadi rumah bagi puluhan spesies burung endemik. Selain itu, tersedia pusat informasi dan toko suvenir yang dikelola oleh warga sekitar.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Taman Nasional Way Kambas: Pusat Konservasi Gajah Sumatera dan Keajaiban Alam Lampung

Tarif masuk terbaru yang diberlakukan mengacu pada PP No. 36 Tahun 2024. Untuk wisatawan domestik, tiket hari biasa dikenakan Rp20.000 dan akhir pekan Rp30.000. Pelajar dikenakan tarif khusus, sedangkan wisatawan asing membayar Rp200.000 per orang. Biaya tambahan berlaku untuk kendaraan pribadi dan penggunaan drone. Pengunjung wajib memarkir kendaraan di area desa dan melanjutkan perjalanan dengan kendaraan resmi TNWK.

Way Kambas adalah salah satu taman nasional tertua di Indonesia dan dikenal sebagai rumah bagi satwa langka seperti gajah dan badak Sumatera. Tercatat sekitar 247 ekor gajah berada di kawasan taman dan pusat pelatihan gajah. Selain itu, program pelestarian badak Sumatera menunjukkan hasil positif dengan beberapa kelahiran baru dalam beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA:Menjelajahi Pesona Padang Gajah di Taman Wisata Alam Way Kambas

Sejak kembali dibuka, dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar terasa cukup signifikan. Banyak warga kini terlibat sebagai pemandu wisata, penjaja oleh-oleh, maupun penyedia homestay. Hal ini menunjukkan bahwa konsep wisata berbasis konservasi tidak hanya menyelamatkan alam, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Meskipun tantangan tetap ada, seperti menjaga keseimbangan antara pelestarian dan komersialisasi, pihak pengelola berharap bahwa Way Kambas dapat menjadi model wisata konservasi nasional. Dengan mengedepankan edukasi, pelestarian, dan keterlibatan warga lokal, taman ini tidak sekadar menjadi destinasi liburan, tetapi juga pusat pembelajaran tentang harmoni antara manusia dan alam.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: