Tak Semua Berbisa: Edukasi Ular Lokal di Hari Ular Sedunia
--Freepik
BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Tidak semua ular perlu ditakuti. Di balik citra menyeramkan dan asumsi mematikan, banyak spesies ular sebenarnya tidak berbisa dan justru berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Setiap 16 Juli, dunia merayakan Hari Ular Sedunia (World Snake Day), sebuah inisiasi global yang bertujuan memberikan edukasi dan mendorong perlindungan terhadap ular, termasuk yang tidak berbisa. Hari Ular Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2007 berdasarkan inisiatif lembaga perlindungan bumi dan satwa liar, sebagai upaya meningkatkan kesadaran bahwa ular memiliki peran esensial di ekosistem sebagai pengendali hama dan bagian rantai makanan.
Di Indonesia, termasuk Lampung, habitat ular sangat beragam mulai hutan hujan, rawa hingga pemukiman. Di Lampung, kegiatan edukasi dan konservasi sedang dikembangkan contohnya di Batu Tegi (Tanggamus), dimana komunitas lokal dilibatkan dalam program konservasi satwa liar, termasuk reptil, bersama YIARI dan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung.
BACA JUGA:Ular Berbisa Ini Diciduk Usai Serang Siswa TK
Beberapa spesies ular tidak berbisa yang penting untuk dikenali antara lain:
1. Python brongersmai (Sanca Brongersmai), non‑venomous constrictor, panjang hingga 2–3 m, populasinya belum terdata resmi tapi terlihat saat evakuasi seperti kasus ular sanca masuk dapur warga Bandar Lampung.
2. Ptyas korros (Indo-Chinese Rat Snake), ular permukaan besar, non‑venomous, panjang capai 1–1,7 m, habitatnya meliputi kebun dan tepi hutan.
3. Lycodon capucinus (Common Wolf Snake), kecil (50 cm–1 m), non‑venomous, aktif malam dan sering ditemukan di permukiman.
4. Fowlea piscator (Checkered Keelback), ular air tawar non‑venomous yang hidup di sawah dan sungai, populasinya umum di Asia termasuk Lampung.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
