Aksara Kuno Nusantara: Menyingkap Misteri Komunikasi Masa Lampau

Aksara Kuno Nusantara: Menyingkap Misteri Komunikasi Masa Lampau

Foto Aksara Batak-pinterest-

LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Aksara kuno Nusantara merupakan salah satu warisan budaya yang kaya dan penuh dengan makna. Sebagai bagian dari peradaban yang pernah berkembang di berbagai wilayah di Indonesia, aksara ini menjadi bukti nyata dari kemampuan masyarakat pada masa lampau dalam berkomunikasi, mendokumentasikan gagasan, serta menjaga kesinambungan pengetahuan. Menyingkap misteri aksara kuno Nusantara adalah perjalanan memahami warisan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.  Berikut adalah penjelasannya.

Jejak Aksara di Nusantara

Indonesia memiliki beragam aksara kuno, seperti aksara Pallawa, Jawa Kuno (Kawi), Sunda Kuno, Bali, Bugis (Lontara), Batak, dan Rejang. Aksara ini berkembang melalui interaksi budaya dan perdagangan dengan bangsa-bangsa lain, seperti India, Arab, dan Cina. Sebagai contoh, aksara Pallawa yang berasal dari India menjadi inspirasi bagi pengembangan aksara Kawi yang kemudian menyebar ke berbagai daerah. 

BACA JUGA:Psikologi Positif: Ilmu di Balik Kebahagiaan Manusia

Prasasti-prasasti seperti Prasasti Kedukan Bukit (682 M) yang ada di Palembang dan Prasasti Ciaruteun di Bogor adalah contoh awal penggunaan aksara dalam bentuk tertulis. Prasasti ini tidak hanya berisi catatan sejarah, tetapi juga merefleksikan struktur sosial, kepercayaan, dan kehidupan masyarakat kala itu. 

Fungsi dan Peran Aksara Kuno

Pada masa lampau, aksara digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pencatatan administrasi kerajaan, penyebaran ajaran agama, hingga penulisan sastra. Dalam tradisi Hindu-Buddha, misalnya, aksara digunakan untuk menulis kitab suci dan mantra. Sementara itu, dalam tradisi Islam, aksara Arab-Melayu atau Jawi digunakan untuk menyebarkan ajaran agama dan sastra keislaman. 

Selain fungsi praktis, aksara juga memiliki nilai simbolik. Yaitu Bentuk dan pola ukiran pada prasasti atau naskah sering kali mencerminkan estetika budaya lokal. Aksara menjadi medium yang menghubungkan dunia nyata dengan spiritual, sebagaimana terlihat dalam penggunaan aksara dalam ritual atau doa. 

Tantangan Pelestarian

Sayangnya, banyak aksara kuno Nusantara yang kini terancam punah. Kurangnya pemahaman dan minat terhadap aksara lokal menjadi tantangan besar dalam pelestarian. Pengaruh modernisasi juga menyebabkan aksara ini perlahan tergantikan oleh aksara Latin. 

Namun, upaya pelestarian terus dilakukan. Berbagai institusi, komunitas, dan pemerintah daerah mulai mengadakan pelatihan membaca aksara kuno, digitalisasi naskah, hingga pengenalan aksara dalam kurikulum pendidikan. Teknologi modern seperti aplikasi dan perangkat lunak kini digunakan untuk mempermudah masyarakat belajar aksara kuno. 

Menyingkap Masa Depan dari Masa Lampau 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: