Misteri Gunung Fuji: Kisah Suci dan Legenda di Balik Puncak Tertinggi Jepang

LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM -Gunung Fuji tidak hanya dikenal sebagai gunung tertinggi di Jepang atau destinasi wisata yang menarik, melainkan juga memiliki makna spiritual yang dalam. Gunung yang tinggi dan mempesona ini dianggap suci serta merupakan inspirasi bagi seni, sastra, hingga tradisi Jepang yang beragam. Meskipun indah, Gunung Fuji dianggap suci karena cerita mistis yang menyertainya. Ayo kita jelajahi beberapa mitos dan kepercayaan yang mengelilingi gunung ini. 

1. Gunung Fuji dalam Kepercayaan Shinto dan Buddhisme 

 Dalam kepercayaan Shinto, Gunung Fuji dihormati sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Seorang dewi yang terkait erat dengan gunung ini adalah Konohanasakuya-hime, seorang dewi kesuburan serta alam yang dipercayai menjaga Gunung Fuji dan wilayah sekitarnya. Di sekitar gunung ini terdapat kuil-kuil Shinto yang dipersembahkan untuk Konohanasakuya-hime. Para peziarah datang ke sini untuk memohon perlindungan serta berkah. Bagi banyak orang Jepang, Gunung Fuji dianggap sebagai tempat yang suci yang memberikan ketenangan dan keseimbangan.

 Dalam Buddhisme Jepang, Gunung Fuji dianggap sebagai tempat untuk mencapai kedamaian batin dan pembebasan dari siklus reinkarnasi. Menurut kepercayaan Buddhis, memanjat Gunung Fuji merupakan satu bentuk perjalanan spiritual yang penting. Banyak orang mendaki gunung ini untuk bukan hanya untuk rekreasi, tetapi juga untuk membersihkan diri serta mencapai pencerahan spiritual.

2. Ritual dan Tradisi Mendaki Gunung Fuji

 Mendaki Gunung Fuji telah menjadi kebiasaan bagi banyak orang, baik dari Jepang maupun dari negara-negara lain. Setiap tahun, ribuan orang mendatangi gunung ini untuk mendaki, terutama pada musim panas ketika cuacanya bagus. Bagi kebanyakan pendaki, perjalanan ini dianggap sebagai ritual spiritual dan pembersihan diri, di mana mereka membersihkan pikiran serta jiwa sambil mendaki menuju puncak.

 Di sepanjang rute pendakian, terdapat berbagai kuil kecil atau "omuro" yang biasanya digunakan sebagai tempat berdoa oleh para pendaki. Ritual ini dianggap memberikan kekuatan dan semangat untuk mencapai puncak, serta menunjukkan rasa hormat kepada Gunung Fuji sebagai simbol spiritual yang mendalam. Untuk penduduk Jepang, mendaki ke puncak Gunung Fuji adalah cara terbaik untuk menghormati gunung suci tersebut.

3. Cerita Putri Bulan dan Asal Usul Gunung Fuji

 Cerita rakyat Jepang tentang Putri Kaguya, juga dikenal sebagai "Taketori Monogatari," merupakan salah satu legenda terkenal yang terkait erat dengan Gunung Fuji. Dalam cerita ini, disebutkan bahwa Putri Kaguya adalah makhluk dari bulan yang turun ke bumi. Sebelum kembali ke bulan, ia meninggalkan ramuan keabadian di Gunung Fuji. Ketika campuran ini dibakar, dikatakan bahwa asapnya terlihat bergelombang dari puncak Gunung Fuji, menunjukkan hubungan spiritual antara manusia dan alam semesta.

 Kisah ini tidak hanya menambahkan keangkeran Gunung Fuji tetapi juga mengajarkan tentang kekekalan, pengorbanan, serta hubungan manusia dengan alam. Bagi orang Jepang, cerita ini memperkuat keyakinan bahwa Gunung Fuji memiliki makna lebih dari sekadar kejadian alamiah, gunung tersebut dianggap sebagai penghubung antara manusia dan dunia spiritual. 

4. Gunung Fuji dalam Seni dan Sastra Jepang

 Gunung Fuji telah lama menjadi sumber inspirasi bagi seniman serta penulis Jepang dalam seni dan sastra. Karya seni ukiyo-e yang terkenal, seperti "Tiga Puluh Enam Pemandangan Gunung Fuji" oleh Katsushika Hokusai, menampilkan Gunung Fuji dari berbagai sudut pandang. Gunung Fuji sering dijadikan simbol keabadian dan kekuatan alam yang abadi dalam karya seni dan sastra. 

5. Pengaruh legenda Gunung Fuji terhadap Pariwisata Modern

 Pengaruh legenda Gunung Fuji terhadap pariwisata modern banyak menarik wisatawan yang ingin merasakan pengalaman spiritual dan sejarahnya. Pemerintah Jepang juga turut serta melindungi kawasan ini dengan menjaga kebersihan serta keasrian Gunung Fuji. Para pengunjung diharapkan menghargai tradisi lokal dan memperhatikan etika saat berhubungan dengan alam suci ini.

Sumber: