Ctesiphon: Ibu Kota Kekaisaran Persia yang Terlupakan
Taq Kasra bagian dari peninggalan Kota Ctesiphon-pinterest-
LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Ctesiphon, merupakan sebuah nama kota yang mungkin terdengar asing bagi banyak orang di zaman modern ini, namun perlu diketahui bahwa tempat ini dulunya pernah menjadi sebuah ibu kota yang megah dari Kekaisaran Persia, yang merupakan salah satu kerajaan terbesar di dunia kuno. Terletak di bagian tepi Sungai Tigris, Ctesiphon ini berdiri sebagai simbol kejayaan dan juga kekuatan Persia yang luar biasa selama berabad-abad.
Awal mula berdirinya Kota Ctesiphon ini bermula berasal dari sebuah desa kecil bernama Opis yang ada pada sekitar abad ke-6 SM. Namun, ketika Dinasti Arsasid (Parthia) naik berkuasa sekitar pada tahun 247 SM, mereka kemudian memilih Kota Ctesiphon sebagai ibu kota pengganti Kota Seleucia, ibu kota dari Kekaisaran Seleukid yang sebelumnya. Ctesiphon kemudian menjadi berkembang sangat pesat menjadi pusat perdagangan, budaya, dan juga politik Kekaisaran Persia.
BACA JUGA:Muaro Jambi: Kompleks Candi Buddha Terbesar di Sumatra
Kehebatan dari Kota Ctesiphon ini dapat dilihat dari berbagai aspek peninggalannya yang sangat menakjubkan. Salah satunya adalah Gerbang Ctesiphon yaitu Taq Kasra, monumen ikonik dengan kubah raksasa yang menjulang sangat tinggi. Gerbang ini merupakan sisa-sisa dari Istana Kaisar, sebuah kompleks bangunan yang pada masa jayanya mencakup taman, kuil, dan juga ruang-ruang pemerintahan yang sangat megah. Selain itu, Ctesiphon juga memiliki suatu sistem irigasi yang canggih, pasar yang sangat ramai, serta juga perkampungan penduduk yang makmur.
Ctesiphon ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan dari Dinasti Sasanian yang berkuasa seitar pada abad ke-3 hingga 7 Masehi. Pada masa ini, kota ini menjadi salah satu kota pusat peradaban yang terbesar di dunia, menandingi kota Konstantinopel dan kota Chang'an. Ctesiphon ini kemudian menjadi pusat perdagangan internasional dan juga menarik banyak seniman, ilmuwan, serta pedagang dari seluruh penjuru dunia untuk berkunjung.
BACA JUGA:Teotihuacan: Misteri Kota Para Dewa di Lembah Meksiko
Namun, kejayaan dari Ctesiphon ini tidak berlangsung selamanya. Pada tahun 637 Masehi, kota ini jatuh ke tangan pasukan Arab yang sedang memperluas kekuasaan Islam. Kejatuhan Ctesiphon inilah yang menandai akhir dari Kekaisaran Persia Sasanian dan membuka babak baru untuk sejarah dari wilayah tersebut.
Setelah kejatuhannya, Kota Ctesiphon perlahan-lahan mulai ditinggalkan dan mulai terlupakan. Saat ini, yag ada hanya tersisa reruntuhan megah yang menjadi saksi bisu kejayaan masa lampau. Meskipun demikian, Ctesiphon tetap menjadi simbol penting dalam sejarah Persia kuno, mengingatkan kita akan keagungan peradaban yang pernah berdiri kokoh di sana.
Ctesiphon, ibu kota yang terlupakan ini, merupakan bukti dari betapa kekaisaran-kekaisaran besar di masa lalu dapat bangkit, mencapai kejayaan, dan kemudian runtuh. Namun, warisan budaya dan sejarahnya tetap terus akan menjadi pengingat berharga bagi kita semua tentang betapa besarnya pengaruh Persia kuno dalam membentuk dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: