Bahaya Multitasking: Fokuslah pada Satu Tugas untuk Hasil Maksimal

Bahaya Multitasking: Fokuslah pada Satu Tugas untuk Hasil Maksimal

Ilustrasi Seorang Pria yang Sedang Multitasking-Pinterest-

LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM -Di era digital saat ini, multitasking sering kali dianggap sebagai keterampilan yang diperlukan untuk bertahan dalam kesibukan sehari-hari. Banyak orang yang mencoba melakukan banyak tugas, seperti menjawab email sambil menghadiri rapat, menulis laporan sambil menjawab panggilan telepon, atau belajar sambil mengecek media sosial. Multitasking mungkin tampak efisien, namun sebenarnya mengurangi produktivitas hingga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Berikut ini bahaya multitasking dan manfaat berfokus pada satu tugas pada satu waktu.

1. Menurunkan Produktivitas dan Kualitas Kerja

 Salah satu kesalahpahaman terbesar tentang multitasking adalah bahwa multitasking membuat kita lebih produktif. Namun penelitian menunjukkan bahwa multitasking justru membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas. Saat berpindah dari satu tugas ke tugas berikutnya, otak kita memerlukan waktu untuk "menyesuaikan" fokusnya. Ini disebut “Switching Cost” atau biaya peralihan. Setiap kali kita berganti tugas, otak perlu mengatur ulang informasi dan memfokuskan kembali perhatian, yang pada akhirnya memperlambat alur kerja.

 Selain itu, multitasking sering kali menurunkan kualitas pekerjaan. Ketika kita mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus, perhatian menjadi terbagi sehingga sulit memperhatikan detail penting. Misalnya, jika kita mengetik laporan sambil membalas email, mungkin bisa berakibat salah ketik atau mengabaikan aspek penting dari laporan tersebut. Dengan berfokus pada satu tugas pada satu waktu, kita dapat memberikan perhatian penuh hingga menghasilkan pekerjaan dengan kualitas lebih baik.

2. Meningkatkan Stres dan Kecemasan

 Multitasking tidak hanya memengaruhi produktivitas tetapi juga kesehatan mental. Saat mencoba memproses banyak tugas secara bersamaan, otak harus terus-menerus mengelola informasi yang berbeda. Hal ini menciptakan tekanan yang tidak perlu dan meningkatkan risiko stres. Mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus bisa membuat kita kewalahan, terutama jika tugas tersebut memiliki tenggat waktu yang ketat.

 Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai masalah psikologis, termasuk kecemasan dan gangguan tidur. Selain itu, multitasking dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja. Karena perhatian kita terbagi, kita mungkin merasa frustasi serta tidak mampu menyelesaikan setiap tugas dengan maksimal.

3. Memengaruhi Kemampuan Kognitif

 Menyelesaikan banyak tugas secara bersamaan juga berdampak negatif pada kinerja kognitif. Ketika perhatian kita terus-menerus terbagi ke beberapa tugas, kemampuan otak untuk focus dengan cepat menurun. Hal ini dapat berdampak pada pengembangan keterampilan berpikir kritis hingga kemampuan memecahkan masalah yang komplek.

 Penelitian juga menunjukkan bahwa multitasking berlebihan dapat merusak memori jangka pendek. Dengan kata lain, ketika melakukan banyak tugas, kita cenderung melupakan informasi yang baru saja pelajari atau kerjakan. Hal ini dapat menghambat proses belajar dan mengurangi efektivitas dalam bekerja atau belajar.

4. Fokus Pada Satu Tugas: Metode yang lebih efektif

• Metode yang lebih efektif adalah fokus pada satu tugas dalam satu waktu daripada mencoba melakukan semuanya sekaligus. Teknik ini dikenal sebagai ``monotasking'' atau Fokus Tunggal. Berikut beberapa tips untuk membantu kita menerapkan monotasking ke dalam kehidupan sehari-hari.

• Memprioritaskan Tugas-tugas Penting: Pertama, buat daftar tugas serta tetapkan prioritas. Fokus pada tugas yang paling penting sebelum melanjutkan ke tugas berikutnya.

• Gunakan Pengatur Waktu atau Metode Pomodoro: Metode Pomodoro adalah bekerja terus menerus selama 25 menit, kemudian istirahat sejenak. Ini akan membantu kita tetap fokus dan menghindari keinginan untuk melakukan banyak tugas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: