Aturan Baru Beli BBM, Tidak Semua Pengendara Bermotor Bisa Beli Pertalite

Aturan Baru Beli BBM, Tidak Semua Pengendara Bermotor Bisa Beli Pertalite

Daftar motor yang masih bisa mengisi pertalite per 1 Oktober 2024-X/twitter @pikiran_rakyat-

BANDARLAMPUNG, RADARTVNEWS.COM  - Pemerintah resmi memberlakukan aturan baru terkait penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite

Mulai 1 Oktober 2024, tidak semua kendaraan bermotor diperbolehkan menggunakan Pertalite sebagai bahan bakar. 

Langkah ini diambil untuk mengurangi subsidi energi dan mendorong penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mengalihkan penggunaan BBM bersubsidi hanya kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. 

"Penggunaan Pertalite akan dibatasi pada kendaraan tertentu, seperti kendaraan umum dan angkutan roda dua dengan kriteria tertentu," ujar Arifin dalam konferensi pers, Selasa (1/10/2024).

Menurut Arifin, kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menekan subsidi energi yang dinilai memberatkan anggaran negara. 

"Kita harus mengurangi ketergantungan pada BBM bersubsidi. Pertalite yang selama ini mendapat subsidi besar akan dialihkan penggunaannya untuk golongan tertentu saja," lanjutnya.

Kendaraan pribadi dengan kapasitas mesin di atas 1.500 cc dipastikan tidak lagi bisa menggunakan Pertalite. 

Pemerintah juga akan mendorong penggunaan bahan bakar dengan oktan lebih tinggi, seperti Pertamax, bagi kendaraan mewah dan roda empat yang tidak masuk kategori penerima subsidi.

Kebijakan ini menarik beragam reaksi dari masyarakat. Beberapa pengendara merasa khawatir dengan kenaikan biaya operasional kendaraan. 

"Dengan dibatasinya penggunaan Pertalite, saya harus menggunakan Pertamax yang harganya lebih mahal. Ini tentu akan membebani pengeluaran harian saya," kata Dita, seorang pengendara motor di Lampung.

Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga didukung oleh sejumlah kalangan yang menganggap subsidi BBM sudah terlalu lama dimanfaatkan secara tidak tepat sasaran. 

"Langkah ini sangat tepat. Subsidi energi seharusnya lebih diarahkan kepada yang benar-benar membutuhkan, bukan kepada pengguna kendaraan mewah," ujar ekonom Faisal Basri.

Pelaku industri otomotif pun ikut menyesuaikan dengan kebijakan baru ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: