Minyak Kita Palsu Masuk Lampung, Warga Diminta Waspada

Minyak Kita Palsu Masuk Lampung, Warga Diminta Waspada

ilustrasi minyak kita--

RADAR TV – Bangsa Indonesia benar – benar sudah rusak. Pemerintah gagal melindungi hajat warga miskin. Minyak makan subsidi yang diperuntukan bagi masyarakat lapis bawahpun dipalsukan. Ini sungguh keterlaluan.

Warga diminta benar – benar untuk tak membeli Minyak Kita. Mungkin dengan merogoh kocek lebih mahal sedikit, itu akan lebih baik disbanding harus mengorbankan produk yang digadang – gadang Menteri Perdagangan Zulkilfi Hasan sebagai unggulannya.

Saat ini, Subdit 1 Indagsi Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Lampung sedang melakukan penyelidikan terkait dugaan peredaran Minyak Kita palsu

Dirreskrimsus Polda Lampung, Kombes Pol Donny Arief Praptomo, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat mengenai dugaan adanya Minyak Kita palsu yang beredar.

"Kami memang memiliki kecurigaan, namun untuk memastikan apakah minyak tersebut benar-benar palsu, diperlukan penyelidikan lebih lanjut," ujar Kombes Pol Donny pada Senin 19 Agustus 2024.

Menurutnya, polisi telah mengumpulkan beberapa sampel Minyak Kita yang dijual dalam botol plastik untuk diperiksa lebih lanjut. Kombes Pol Donny menambahkan bahwa secara visual ada perbedaan antara Minyak Kita yang diproduksi oleh pemerintah dengan yang diduga palsu.

"Jika dibandingkan, Minyak Kita palsu ini terlihat berbeda dari produk asli buatan pemerintah," jelas Kombes Pol Donny. 

Ia mencatat bahwa minyak yang diduga palsu cenderung memiliki endapan, sementara minyak asli dari pemerintah tampak lebih jernih.

"Kami masih mendalami laporan dari masyarakat terkait perbedaan kualitas ini," lanjutnya. 

Polisi masih membutuhkan waktu untuk menentukan apakah Minyak Kita dengan endapan tersebut benar-benar palsu, seperti yang diduga oleh masyarakat, atau mungkin minyak tersebut sudah diproduksi sejak lama.

Roy, seorang warga Lampung Selatan, juga mencurigai Minyak Kita yang ia beli karena warnanya yang tidak jernih dan harganya lebih mahal dari harga normal, yaitu Rp 17 ribu per liter dibandingkan harga asli yang seharusnya Rp 14 ribu.

"Minyak yang saya beli tampak berbeda, warnanya tidak jernih dan terlihat seperti minyak curah," kata Roy. 

Ia juga menambahkan bahwa minyak tersebut cenderung beku dan cepat habis saat digunakan.

"Saya membelinya di Pasar Karang Anyar, dan meskipun saya menggunakannya, saya tidak berniat membeli minyak tersebut lagi," pungkasnya. (ang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: