Tim PKM-RE Dipterocarpaceae FMIPA Unila Inovasi Bahan Obat Anti Diabetes dan Anti Kanker Dari Kulit Kayu

Tim PKM-RE Dipterocarpaceae FMIPA Unila Inovasi Bahan Obat Anti Diabetes dan Anti Kanker Dari Kulit Kayu

Tim PKM-RE Dipterocarpaceae FMIPA Unila Inovasi Alternatif Bahan Obat Anti Diabetes dan Anti Kanker Dari Kulit Kayu-Universitas Lampung-

RADAR TV - Tim Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung (Unila) menghasilkan inovasi alternatif bahan obat anti diabetes dan Anti kanker berupa senyawa aktif yang berasal dari kulit kayu famili Dipterocarpaceace.

Para mahasiswa FMIPA Unila tersebut terbentuk dalam sebuah kelompok yang dikenal dengan sebutan tim Dipterocarpaceae, terinspirasi dari bahan kulit kayu untuk bahan obat yang termasuk dalam famili dipterocarpaceae. Mereka merupakan sekumpulan mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila dibawah bimbingan dosen Prof. Dr. Noviany S.Si., M. Si.

Dosen Pembimbing Tim PKM-RE FMIPA Unila, Prof.Dr.Noviany, menjelaskan bahwa, penyakit diabetes dan kanker menjadi penyakit yang cukup mematikan di Indonesia, bahkan bagi masyarakat dunia. 

Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 19,47 juta jiwa. Jumlah penderita diabetes akan semakin meningkat hingga 28,57 juta jiwa pada tahun 2045. Selain itu, menurut data dari Global Cancer Statistics (Globocan) menyatakan, kasus kanker di Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2020 yang mencapai 396.914 kasus dengan jumlah kematian mencapai 234.511 kasus.

Adapun rincian penyakit kanker yang mengalami peningkatan terbanyak yakni terdiri atas penyakit kanker payudara (16,6 persen), dan kanker serviks (8,8 persen).

Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia tahun 2019, diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif. 

Penanganan penyakit DM saat ini dilakukan melalui pemberian insulin dan obat-obatan anti diabetes seperti sulfonylurea dan metformin. Namun ternyata, beberapa kasus penyakit DM ternyata tidak dapat ditangani dengan sulfonylurea dan metformin. 

Penyakit DM ditandai dengan Hiperglikemia kronis yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel makhluk hidup, sehingga dapat memicu terbentuknya sel kanker.

Selain pengobatan mengenai penyakit DM, proses pengobatan penyakit kanker juga dilakukan dengan kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan. Namun, kemoterapi ternyata justru memberikan efek samping karena obat-obatan yang digunakan menyerang sel-sel normal dalam tubuh dan pembedahan tidak seluruhnya mampu mengangkat jaringan tubuh yang terkena kanker.

"Berbagai masalah dan keresahan tadi membuat para mahasiswa Universitas Lampung termotivasi untuk membuat inovasi alternatif bahan obat dari kulit kayu," jelas Prof. Noviany pada hari Rabu, 31 Juli 2024.

Prof Noviany, menjelaskan bahwa Tim Dipterocarpaceae sendiri memutuskan untuk melakukan beberapa penelitian pengujian ekstrak dan senyawa aktif bahan alam yang memiliki bioaktivitas sebagai alternatif untuk obat diabetes dan kanker dilakukan sebagai upaya menangani kedua penyakit tersebut. 

"Senyawa-senyawa aktif tersebut masuk dalam golongan senyawa metabolit sekunder," tambah Prof Noviany.

Dina Elviana, Mahasiswi Kimia 2021, selaku anggota dari tim Dipterocarpaceae juga menambahkan, bahwa proses dan tahapan dalam pembuatan alternatif bahan obat ini saat diajukan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta tingkat Universitas.

“Kalau proses untuk riset kami sendiri itu ada 3, kami melakukan ekstraksi dan isolasi senyawa metabolit sekunder dari kulit kayu famili dipterocarpaceae, uji aktivitas anti diabetes ekstrak dan senyawa hasil isolasi secara in vitro menggunakan enzim a-amilase, kemudian kami juga melakukan uji aktivitas antikanker secara in vitro menggunakan sel kanker MCF-7" jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: