Warga Gempar Kawah Keramikan Suoh Meletus, Diiringi Kepulan Asap Tebal Mirip Wedhus Gembel
WEDHUS GEMBEL : Asap tebal membumbung tinggi dari lokasi Wisata Keramikan Suoh, Lampung Barat. -Nopekhi -
RADARTV - Warga di sekitar lokasi wisata Kawah Keramikan, di Pekon Suka Marga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Provinsi Lampung digemparkan dengan suara letusan berasal dari salah satu kawah di spot wisata keramikan, Jumat 24 Mei 2024, sekira pukul 08.30 WIB.
Aktivitas vulkanologi ini berupa dentuman hebat dan kuat, terdengar hingga radius 3 kilometer dari sumber letusan.
Setelah ledakan, muncul awan tebal menyeruak dari atas kawah dan membumbung tinggi ke atas. Sangat jelas sekali mirip atau menyerupai aktivitas letusan gunung – gunung berapi.
Dari informasi yang berhasil dihimlun, letusan terjadi sebanyak tiga kali. Letusan pertama bunyi diserti keluarnya pasir halus, letusan kedua memuntahkan lahar dan letusan ketiga mengeluarkan asap tebal yang disebut-sebut wedhus gembel.
Anggota DPRD Lampung Barat asal dapil Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Sugeng Hari Kinaryo Adi membenarkan terkait beredarnya sejumlah video, yang menunjukkan adanya kepulan asap dan suara dentuman yang berasal dari salah satu kawah di spot Wisata Keramikan Suoh.
"Iya, terjadi pukul 08.30 tadi pagi, ada tiga kali dentuman, informasi masyarakat sekitar mengeluarkan pasir, lahar dan juga kepulan asap dengan ketinggian lebih dari 50 meter," ungkap Sugeng, sapaan pria yang kemali terpilih menjadi wakil rakyat periode 2024 – 2029 ini.
Keramikan, Kawah Nirwana dan sejumlah danau selama ini dikenal sebagai destinasi wisata, dan rajin dikunjungi wisatawan lokal, dan para peneliti.
Kawah yang selalu mengeluarkan asap tipis dan hawa panas ini merupakan sisa – sisa gunung purba yakni Gunung Ratu yang penah meletus 26 Juni 1933.
Letusan hebat itu mengakibatkan gempa bumi Liwa, Krui hingga Tanggamus.
”Letusan besar yang terjadi hari ini merupakan yang pertama dalam kurun waktu hampir satu abad,” lanjut Sugeng Kinaryo.
Disebutkan, jikalau suara letusan kecil memang sudah sering. “Tetapi jika letusan besar seperti ini baru pertama kalinya, sejak meletusnya gunung purba pada tahun 1933," kata Sugeng melanjutkan.
Adanya peristiwa tersebut, lanjut Sugeng, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengna pihak-pihak terkait, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna mengambil langkah-langkah antisipasi.
"Karena kekhawatiran masyarakat akan kembali terjadi letusan yang besar, karena itu perlu adanya upaya dari pihak terkait, untuk memantau dan juga memastikan tingkat keamanannya, sehingga tidak membahayakan masyarakat," tandasnya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan dari pihak terkait. Termasuk dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika soal letusan yang terjadi di kawah keramikan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: