Cerita Duka Petambak Dipasena : Berkali Gagal Panen Modal Habis, Terpaksa Jadi Kuli Upah
IRONIS : Alat berat sedang membersihkan lumpur di muara tambak Dipasena.-P3UW-
RADARTV – Hujan tangis menyebabkan banjir duka melanda ribuan petambak di Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung.
Penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) telah meluluhlantakkan kondisi pertambakan yang sempat menjadi primadona penghasilan dalam negeri di era 90-an.
Akibat penyakit ini, para petambak setempat kerap gagal panen. Lebih mirisnya lagi, modal para petambak perlahan terkikis habis akibat gagal panen.
AHPND telah menyerang wilayah pertambakan di kawasan Bumi Dipasena sejak beberapa tahun terakhir.
Bagi mereka yang modalnya tipis, terpaksa banting setir. Tambak ditinggalkan biarkan begitu saja, kosong terbengkalai.
Kondisi tersebut membuat hasil produksi budidaya udang di Bumi Dipasena terus mengalami penurunan secara drastis.
Kegagalan budidaya berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat setempat yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari hasil tambak.
Lebih sedih lagi, untuk menyambung hidup para petambak terpaksa mencari pekerjaan tambahan demi memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Banyak petambak beralih profesi dan mencari mata penghasilan lain. Mulai menjadi kuli bangunan dan kuli upah lainnya di luar daerah.
Gede Brata, salah satu petambak mengatakan, akibat gagal panen karena penyakit tersebut satu tambak mereka dibiarkan terbengkalai.
Warga Kampung Bumi Dipasena Mulya, Kecamatan Rawajitu Timur berusia 60 tahun ini bersama istri Niketut Maryati, telah menjadi petambak sejak Tahun 1994.
Kehidupan menjadi petambak seperti roller coster, cepat turun dan lama naik. Bahkan sejak 3 tahun belakangan menjadi sangat sulit.
Lebih sedih, modal untuk menebar benih udang dan kebutuhan lain habis karena gagal panen berulang kali.
Kini, Gede hanya mampu menebar benih udang sebanyak 15 ribu ekor saja per tambak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: