asn

Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Bandar Lampung Tahun 2023 Masih Tinggi, Berapa Jumlahnya ?

Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Bandar Lampung Tahun 2023 Masih Tinggi, Berapa Jumlahnya ?

Mural Ajakan Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak-Foto : Gadis Futihatu Rahmah-radartv.disway.id

Pola asuh keluarga yang salah dapat melahirkan bibit kekerasan pada anak di masa depan. Entah kelak ia akan menjadi korban yang menoleransi kekerasan, atau bahkan menjadi pelaku.

Ia menyebutkan bahwa kekerasan dapat terjadi pada siapapun, tanpa memandang latar belakang profesi ataupun latar belakang pendidikan.

"Kekerasan terjadi ketika ada kesenjangan kuasa, yang satu lebih berkuasa daripada yang lain, lebih powerful sehingga melakukan kekerasan terhadap yang dianggap lemah karena ada kesenjangan relasi kuasa," ujar Dewi.

Dewi menyebutkan korban yang mengalami kekerasan, sulit keluar dari situasi tersebut dan kesulitan meninggalkan pelaku. Kasandra menganalogikan situasi korban layaknya sedang diikat berkali-kali oleh seutas tali.

"Kita bayangkan kalau seutas tali mengikat satu lingkaran saja tentu mudah memutusnya, tetapi kalau diikat berkali-kali sampai 10 atau bahkan 100 kali, gunting macam apa yang bisa menggunting tali tersebut. Walaupun seutas tetapi dijeratnya berkali-kali," tutur Dewi.

Sementara itu faktor kekerasan pada anak saat ini, diakui Dewi lebih pada tingkat stress orang tua yang tinggi dan tekanan kondisi ekonomi. 

Sedangkan kasus kekerasan seksual pada anak dilatar belakangi kurangnya pengawasan orang tua serta dampak tontonan negatif media sosial. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: