Tahun 2022, PTPN VII BUMN Kebanggan Warga Lampung Alami Kerugian Hingga Rp333,8 Miliar
BANDARLAMPUNG – Sudah sepatutnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan perhatian khusus kepada BUMN yang terus menerus merugi. Sanksi harus diberikana kepada perusahaan - perusahaan plat merah agar kinerjanya membaik, bukan sebaliknya menggegerogoti keuangan negara. Salah satu BUMN merugi adalah hasil usaha PT Perkebunan Nusantara (PTPN VII). Laporan keuangan PTPN VIII tahun 2022 mengalami rugi sebesar Rp333,8 Miliar dari RKAP yang diproyeksikan mengalami laba sebesar Rp139,7 Miliar. Hal ini terekam dari laporan keuangan di laman resmi PTPN VII. Penjualan konsolidasi tahun 2022 tercapai Rp 4.136 Miliar, menurun sebesar 10,05% di bawah realisasi tahun lalu. Perolehan ini di bawah RKAP sebesar Rp 5.046 Miliar atau 23,49%. Untuk diketahui, PTPN merupakan BUMN Sektor perkebunan yang mengelola komoditi karet, kelapa sawit, teh dan tebu. Hal ini disebabkan oleh faktor penurunan volume penjualan sebesar Rp 1,58 triliun sedangkan dari faktor harga jual di atas RKAP sebesar Rp 256 Miliar. Di tempat terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan masih ada 9 dari 41 perusahaan pelat merah yang merugi sepanjang 2022. Namun mayoritas mencatatkan keuntungan. "Begini, kalau usaha itu ada untung ada rugi. Cuma kalau lebih banyak rugi, bodoh atau pintar? Ya bodoh. Alhamdulillah dari 41 BUMN sekarang mayoritas sehat, hanya 9 yang masih merugi. Bukan jelek, merugi," katanya, di Jakarta beberapa waktu lalu. Dikatakanya total akumulatif laba bersih BUMN di kuartal III mencapai Rp155 triliun. Dirinya optimis bisa melewati laba 2021 yang menyentuh Rp124 triliun hingga Rp125 triliun. Kendati demikian, Erick enggan merinci sektor mana saja yang merugi. Startegi yang diambil adalah aksi bersih-bersih di BUMN. Pihaknuya telah melakukan perampingan jumlah BUMN dari 108 menjadi 41. Perampingan ini diklaim memberikan hasil yang lebih baik dengan meningkatnya kinerja BUMN. Saat baru menjabat sebagai menteri BUMN, Erick menyebut 70 persen BUMN mengalami kerugian. Ia mengatakan perbaikan kinerja terletak pada dua kunci utama yakni aspek kepemimpinan di tubuh BUMN dan juga penerapan sistem yang berjalan secara konsisten.
Sejarah PTPN VII
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: