KDMI Gelar Dauroh Bersanad Kitab At-Tibyan-fi-Adab-Hamalat-Al-Quran

KDMI Gelar Dauroh Bersanad Kitab At-Tibyan-fi-Adab-Hamalat-Al-Quran

BANDARLAMPUNG :  Program kerja Komunitas Dai Muslimin Indonesia (KDMI) untuk memberikan bekal keilmuan kepada ulama dan calon ulama terus berlanjut. Setelah sukses melaksanakan Dauroh Kitab Syamail Muhammadiyah Dan Arbain An-Nawawi. Kali ini, KDMI menggelar Dauroh Bersanad Kitab At-Tibyan-fi-Adab-Hamalat-Al-Quran. Bertempat di Masjid Al Huda, Sukarame, Bandarlampung. Seratusan lebih ulama dan calon ulama dengan khusyuk selama dua hari sejak Sabtu - Ahad 2 - 3 September 202, mengikuti dauroh yang dibawakan Dr. Ahmad Ikhwani, seorang dai asal Lampung Alumni Universitas Al Azhar Kairo, Mesir. Kitab At-Tibyan mengulas banyak hal tentang akhlak atau adab yang harus dijaga saat berinteraksi dengan Al-Qur’an. "Semoga para penuntut ilmu selama dua hari ke depan diberi kesabaran sebagai bagian dari rukun menuntut ilmu," kata Dr. Ahmad Ikhwani. Kitab ini ditulis oleh Imam Abi Zakariya Muhyiddin Yahya ibn Syarafuddin An-Nawawi dari Nawa, Yaman, atau familiar disebut Imam An-Nawawi. Nama Imam An-Nawawi cukup populer di kalangan pembelajar pesantren, baik santri maupun ustadznya karena banyak karyanya dikaji dalam Pengajian Kitab Kuning, seperti: Al-Arba’in An-Nawawiyah, Al-Adzkar, Riyadus Shalihin, dan Minhajut Thalibin.

Kitab Al-Tibyan ini terdiri atas 10 Bab, yaitu:

  1. Sekilas tentang keutamaan membaca dan menghafal Al-Qur’an;
  2. Keunggulan membaca Al-Quran dan pembaca Al-Quran dibanding selain keduanya;
  3. Memuliakan ahli Al-Quran dan larangan menghina mereka;
  4. Adab pengajar dan pelajar Al-Quran;
  5. Adab penghafal Al-Quran dan pahalanya;
  6. Adab membaca Al-Quran;
  7. Mengenai adab khalayak umum terhadap Al-Quran;
  8. Ayat serta surat yang disunnahkan dibaca di waktu atau keadaan tertentu;
  9. Mengenai menulis Al-Quran dan memuliakan mushaf;
  10. Bab khusus mengulas istilah-istilah dalam kitab At-Tibyan.
Kitab Al-Tibyan adalah Panduan bagaimana cara mengagungkan dan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Ustad Diaz Elfandani selaku penanggung jawab acara memastikan banyak orang pintar membaca Al Quran, namun sayang mengabaikan adab-adabnya. Untuk itu dibutuhkan suatu ilmu memahaminya. "Sebagian orang yang mengajarkan AL Quran, sebagian orang yang menghapal AL Quran  tidak beradab dan berahlak dengan Al Quran. Hanya di lisan saja. Menghafal Al Quran hukumnya fardu kifayah, sedangkan berahlak baik, beradab baik hukumnya fardu ain," jelasnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan sangat ditekankan adalah memuliakan Al-Qur’an dari hal-hal yang terkadang terabaikan oleh sebagian orang ketika membaca bersama-sama. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: