Target Pertumbuhan Ekonomi Nasional 5,2 Persen Tahun 2024, Pengamat Ekonomi Lampung Waspada Tahun Pemilu, Ini

Target Pertumbuhan Ekonomi Nasional 5,2 Persen Tahun 2024, Pengamat Ekonomi Lampung Waspada Tahun Pemilu, Ini

RADARTVNEWS.COM - Pasca pandemi covid 19 tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan. Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan ekonomi nasional agar semakin tumbuh dan membaik. Dalam pidato presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini, khususnya tentang perekonomian. Presiden Jokowi menekankan tantangan pertumbuhan ekonomi tahun 2024 ditargetkan tumbuh mencapai 5,2 persen. Target pertumbuhan ekonomi itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo secara langsung dalam pidato kepresidenan beberapa waktu lalu. Menanggapi hal ini pengamat ekonomi asal Lampung Erwin Octavianto mengatakan bila target ini merupakan target dalam menjawab tantangan pemulihan ekonomi yang memang harus di hadapi dan oleh negara Indonesia pasca pandemi. Target ini juga sekaligus mengamini prediksi target pertumbuhan ekonomi versi beberapa Lembaga keuangan dunia, IMF misalnya, memperkirakan Indonesia akan tumbuh 5% pada 2024, sementara Itu World Bank sendiri menargetkan Indonesia tumbuh berada di kisaran 4,9% di tahun 2024. Erwin juga mengakui bila agenda-agenda ekonomi yang tertunda saat masa pandemi menjadikan Indonesia dan negara-negara di Asia dituntut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya secara signifikan.  Hal ini juga didorong oleh data pertumbuhan ekonomi RI Kuartal II Tahun 2023 yang tembus mencapai 5,17 persen. Maka target tersebut merupakan target realistis yang mungkin dapat dicapai dan dipertahankan oleh Pemerintah RI. “menurutnya bila demikian perlu diketahui bahwa Tahun 2024 merupakan tahun Pemilu. Dalam beberapa situasi, tahun-tahun pemilu secara langsung dapat berdampak pada perubahan pertumbuhan ekonomi yang signifikan” ujar Erwin. “Hal ini dikarenakan arah mana yang dituju oleh pemimpin negara yang baru yang terpilih nanti ?, Apakah mengarah pada program-program yang berkelanjutan dengan Presiden Jokowi saat ini atau tidak ?,” jelas erwin. Seperti diketahui hal ini pernah terjadi pada peralihan kepemimpinan SBY ke Jokowi, yang mana kebijakannya sebagian besar bertentangan terhadap kebijakan sebelumnya. Misalnya, pada 2014 tercatat tumbuh 5,01 persen padahal pada tahun-tahun sebelumnya ekonomi tumbuh 5,5 persen. Selepas pergantian presiden ke Jokowi yang cenderung kebijakannya bertolak belakang dengan SBY, ekonomi Indonesia cuma tumbuh 4,8 persen di tahun 2015. Kepala Peneliti Ekonomi Central for Urban and Regional Studies ini menjelaskan bila di Tahun 2024 nanti, banyak pendapat para pakar ekonomi yang menyatakan bahwa pengusaha lebih memilih menunggu kebijakan pemimpin baru, untuk menentukan apakah kebijakan usaha yang dilakukan adalah ekspansif atau tidak. Hal ini sangat wajar karena dengan situasi yang serba tidak menentu dan kondisi peralihan pemimpin, maka swasta tentu tidak mau gegabah dalam menerapkan kebijakan-kebijakan usahanya. Selain itu pengaruh global dimana suku bunga tinggi yang diterapkan negara maju menyebabkan ancaman inflasi bagi negara-negara berkembang, oleh karenanya saat ini Negara-negara di Asia termasuk Indonesia sedang fokus dalam mengatasi pengaruh global tersebut dengan melakukan kebijakan menahan suku bunga yang ada saat ini (BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada Mei 2023 sebesar 5,75%) agar tidak terjadi Inflasi secara signifikan di tahun 2023-2024. Meski demikian Erwin mengakui bila target pertumbuhan 5,2 persen adalah target yang cukup optimis. “namun dengan melihat berbagai pertimbangan diatas maka perkiraan saya justru tahun 2024 Prediksi Pertumbuhan ekonomi antara 4,9 % -5,1% agak sedikit pesimis namun melihat kondisi yang ada saat ini prediksi tersebut adalah cukup wajar,” ujar erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: