Lampung Lumbung Pangan, Beras Mahal

Lampung Lumbung Pangan, Beras Mahal

BANDARLAMPUNG- Lampung memiliki arti strategis bagi pertanian Indonesia. Komoditas unggulannya tidak hanya padi tapi juga jagung, ubi kayu, nanas, pisang, kopi, dan lain-lain. Tak ayal, Provinsi ujung Sumatera ini jumawa menasbihkan diri sebagai salah satu lumbung pangan Nasional. Ironisnya, alih-alih harga beras di Lampung justru kian meroket. Harga beras baik premium maupun medium, di beberapa pasar Tradisional yang ada di Kota Bandar Lampung terus menunjukan adanya kenaikan. Menanggapi ini Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung , Elvira Ummihani mengatakan, kenaikan harga pada sejumlah komoditas penyebabnya berbeda-beda. Seperti beras dalam perkembangan beberapa pekan terakhir, diketahui bahwa banyak beras dari Lampung, yang keluar daerah baik dalam bentuk beras maupun gabah. Pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polda Lampung , untuk mengetahui lebih jauh kemana saja beras dan gabah Lampung keluar. Menurut Elvira, Perda larangan gabah keluar daerah memang ada, namun dalam perda tersebut tidak ada sanksi pidana sehingga kurang kuat aparat penegak Hukum untuk menegakkan Perda tersebut. Elvira menjelaskan, jika memang tidak masalah beras dari Lampung keluar Daerah. Hal tersebut, karena Lampung menjadi salah satu daerah Lumbung Pangan Nasional, dan ikut mendukung ketahanan pangan Nasional. Namun yang dikhawatirkan, beras dari Lampung keluar Indonesia dalam bentuk illegal. Atau mungkin ada pihak yang mencoba mencari keuntungan pribadi, dengan menahan beras di gudang dan dikeluarkan sewaktu lebaran nanti. Menurutnya, Perum Bulog Regional Lampung juga telah menggelontorkan beras untuk mengendalikan harga, ke beberapa mitra atau Rumah Pangan Kita (RPK) dengan harga rendah. Namun hal tersebut belum banyak berpengaruh terhadap penurunan harga. Elvira menyebut, mungkin ini dari sisi volume juga kurang, pihaknya sudah meminta agar Bulog dapat menambah volume. Dari sisi penerima juga mungkin akan lebih efektif,  jika yang menerima langsung rumah tangga daripada disalurkan kepada mitra. Sementara, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung Kusnardi, menyebut di Lampung saat musim gadu itu biasanya hampir semua gabah disimpan oleh petani, tapi ada juga yang dijual namun tidak terlalu banyak jumlahnya, dan untuk stok sebenarnya banyak serta cukup untuk konsumsi. Ia menjelaskan, dengan adanya kenaikan harga beras di pasaran yang terjadi saat ini akan segera ditindak lanjuti, dengan dilakukan pemeriksaan lapangan untuk memastikan, secara pasti penyebab kenaikan salah satu komoditas pangan tersebut. Apakah karena daya beli masyarakat meningkat, dan stok tidak memadai atau ada penyebab lainnya. Kusnardi melanjutkan, diperkirakan kenaikan harga beras di desember-januari ini terjadi karena, berkurangnya panen akibat musim tanam, di tambah dengan adanya kenaikan biaya produksi akibat pupuk, dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengalami kenaikan harga. Menurutnya, dengan adanya kenaikan harga beras di daerahnya akan kembali diawasi untuk perdagangan gabah keluar Lampung. Kusnardi mengatakan, akan ditingkatkan pula investasi di bidang pengelolaan hasil pertanian, terutama gabah agar dapat meningkatkan nilai tambah produk. Diketahui, harga beras di sejumlah Pasar Tradisional di Kota Bandar Lampung saat ini,  untuk beras asalan atau kualitas bawah dijual dengan harga Rp 11.400 per Kg atau mengalami kenaikan dari harga normal Rp 8500- Rp 9000 per Kg. Lalu untuk beras medium. Rp 11.950 per Kg dari harga normal Rp 11.000 per Kg, dan beras premium Rp 12.750- Rp 13.000 per Kg dari harga normal Rp 12.000 per Kg.(jps/san)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: