Limbah Batang Singkong Disulap Jadi Sumber Energi Ramah Lingkungan

Limbah Batang Singkong Disulap Jadi Sumber Energi Ramah Lingkungan

BANDARLAMPUNG- Lampung menjadi urutan pertama se Indonesia dalam hasil produksi singkong,angka peningkatan produksi mencapai 22,61 % per tahun. Dengan luas mencapai 340 ribu hektar, berpotensi menghasilkan 1,7 juta ton limbah batang singkong per tahun. Dengan keberadaan limbah yang sangat melimpah, jurusan tehnik pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung (Unila) berinovasi untuk memanfaatkan limbah batang singkong tersebut menjadi energi bio masa yang ramah lingkungan, yakni dengan membuat briket bahan bakar. Bahkan briket ini bisa menjadi alternatif energi baru terbarukan yang ramah lingkungan. Menurut Dr. Sandi Asmara, ketua jurusan tehnik pertanian, Fakultas Pertanian, Unila, (26/4), mengatakan banyak petani yang belum faham untuk mengatasi limbah batang singkong ini, selama ini hanya di tumpuk, di bakar dan itu dapat menimbulkan polusi. Perlu penanganan untuk mengatasi limbah batang singkong menjadi produk turunan seperti briket bahan bakar, pakan ternak juga pupuk organik. “Pemanfaatan untuk jadi bahan briket, dengan komposisi limbah bahan bio masa murni, tanpa batu bara, kalori yang dihasilkan menncapai 6.000 kalori, bisa di gunakan untuk bidang pangan, briket ini merupakan sumber energi baru terbarukan yang ramah lingkungan dan belum belum ada di Indonesia, energi alternatif ini sangat murah dan melimpah” ujar Sandi Asmara. Lebih lanjut dia menjelaskan, briket merupakan bahan bakar padat yang dapat di gunakan sebagai bahan bakar alternatif non batu bara. Karakteristik briket ini berupa berat jenis bahan bakar atau berat jenis bahan baku, kehalusan serbuk, suhu karbonisasi, tekanan pada saat dilakukan pencetakan, pencampuran formula dengan briket juga mempengaruhi sifat briket. “Syarat briket yang baik adalah tidak meninggalkan bekas hitam di tangan, mudah di nyalakan, tidak mengeluarkaan asap, emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun, kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bisa di simpan dalam waktu lama, dan yang terakhir menunjukan upaya laju pembakaran yang baik. Sudah saat nya negri ini mengurangi energi fosil secara massif, dan menggantikanya dengan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan, briket menjadi salah satu sumber energi bio massa alternatif dan jumlah nya sangat melimpah. “ tutur sandi asmara. Tahapan dari pembuatan briket di mulai dari persipan bahan dan alat, pembakaran atau pengarangan, pendinginan arang, pengecilan ukuran. Tahap selanjutnya yakni, pembuatan perekat tapioka dan pencampuran bahan, pencetakan briket, pengeringan briket. Yang tak kalah penting adalah proses pengujian karakteristik briket serta Analisa data. Barulah briket di nyatakan selesai dan siap di gunakan. (Fit/san)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: