BANNER HEADER DISWAY HD

"My Idiot Brother: Film Lama yang Tetap Menggetarkan Hati Penonton Masa Kini"

My Idiot Brother--ISTIMEWA

RADARTVNES.COM - Film My Idiot Brother mungkin bukanlah karya baru di dunia perfilman Indonesia, namun pesannya yang kuat membuatnya tetap relevan hingga saat ini. Meski dirilis beberapa tahun lalu, film ini tidak kalah menyentuh dibandingkan film-film baru yang menghiasi layar bioskop. Dengan kisah sederhana namun penuh makna, My Idiot Brother membuktikan bahwa kualitas sebuah film tidak ditentukan oleh usianya, melainkan oleh kedalaman cerita yang disampaikan.

Kisah film ini berpusat pada Angel (Adila Fitri), seorang gadis yang memiliki kakak penyandang disabilitas intelektual bernama Hendra (Ali Mensan). Awalnya, Angel merasa terbebani oleh keberadaan kakaknya, apalagi ia sering mendapat cibiran dari lingkungan sekitar. Namun, seiring waktu, ia menyadari bahwa justru dari Hendra-lah ia belajar arti kesabaran, ketulusan, dan cinta tanpa syarat.

Meski sudah tergolong film lama, My Idiot Brother tetap mampu menyentuh penonton baru yang mungkin belum pernah menyaksikannya. Banyak yang menilai bahwa pesan moral dalam film ini masih sangat relevan dengan kondisi masyarakat sekarang, terutama tentang penerimaan terhadap kaum difabel. Dalam era modern, isu inklusivitas semakin sering dibicarakan, dan film ini sudah lebih dulu menghadirkan narasi yang humanis terkait hal tersebut.

BACA JUGA:Mandi Instan Tanpa Ribet, Jepang Hadirkan Mesin Cuci Manusia Berteknologi AI

Salah satu kekuatan film ini adalah kesederhanaan cerita yang jujur. Tidak ada efek berlebihan atau alur berbelit, melainkan potret kehidupan sehari-hari yang nyata. Penonton seakan diajak masuk ke dalam kehidupan Angel dan Hendra, menyaksikan konflik, tawa, dan air mata yang mereka lalui. Inilah yang membuat My Idiot Brother berbeda dari banyak film baru yang lebih mengandalkan tren populer ketimbang pesan mendalam.

Selain itu, kualitas akting para pemerannya menjadi daya tarik tersendiri. Ali Mensan mampu memerankan Hendra dengan kepolosan yang alami, sehingga karakter tersebut tidak terlihat dibuat-buat. Adila Fitri juga berhasil menunjukkan pertumbuhan emosional seorang adik yang awalnya malu, kemudian berubah menjadi sosok penuh cinta dan penerimaan. Chemistry keduanya menjadikan film ini sulit dilupakan.

Di tengah derasnya arus film-film baru bergenre komedi, horor, atau romansa remaja, My Idiot Brother tetap menjadi pilihan bagi penonton yang mencari tontonan dengan pesan moral mendalam. Film ini mengajarkan bahwa keluarga adalah tempat pulang, apa pun kondisinya, dan bahwa perbedaan bukan alasan untuk menolak atau mengucilkan seseorang.

Tak heran jika hingga kini, My Idiot Brother masih sering diperbincangkan kembali. Banyak orang menyebutnya sebagai salah satu film Indonesia yang mampu menembus batas waktu, karena pesannya tetap relevan bagi generasi baru.

BACA JUGA:Adakan Kembali Kamisan, Masyarakat Lampung Kembali Ingatkan Kasus HAM yang Belum Tuntas

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait