RADARTVNEWS.COM - Setelah rampungnya proses evakuasi korban ambruknya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, suasana pesantren kini sunyi. Aktivitas belajar mengajar belum bisa dilanjutkan, karena pihak pondok memutuskan untuk meliburkan santri hingga kondisi benar-benar aman.
Ketua Alumni Pusat Al Khoziny, Zainal Abidin, mewakili pengasuh pesantren, menyampaikan bahwa keputusan ini diambil dengan didasari kehati-hatian. Menurutnya, perlu terlebih dahulu menunggu hasil investigasi menyeluruh terkait kondisi struktur bangunan yang masih berdiri di sisi selatan dan timur dari gedung yang roboh.
“Kita tunggu rekomendasi tim ahli dulu; apabila bangunan dinyatakan aman, baru bisa ditempati kembali,” ujarnya, Rabu (8/10).
Sebagai langkah darurat, area terbuka di bagian timur pondok telah disiapkan menjadi lokasi pendirian tenda-tenda sementara. Tempat ini akan menampung santri-santri yang masih berada di lingkungan pondok untuk menjaga dan mendukung proses pemulihan lingkungan.
Zainal menambahkan bahwa tenda-tenda itu akan dilengkapi kebutuhan dasar agar aktivitas sehari-hari tetap dapat sedikit berjalan meski dalam kapasitas terbatas.
BACA JUGA:Korban Ponpes Al-Khoziny Bertambah Jadi 13, Mensos Pastikan Santunan dan Perawatan
Menurut Sekretaris Daerah Jawa Timur, Adhy Karyono, sejak peristiwa ambruknya bangunan, lebih dari 300 santri telah dipulangkan ke kampung halaman masing-masing karena orang tua mereka datang menjemput. “Saat ini tinggal sejumlah santri yang memilih bertahan untuk membantu dan memantau proses di lokasi,” kata Adhy saat meninjau lokasi kejadian.
Tragedi gedung ambruk di Ponpes Al Khoziny terjadi pada Senin, 29 September 2025, sekitar waktu Shalat Ashar. Dalam peristiwa tersebut, bangunan tiga lantai termasuk mushola dalam asrama putra runtuh saat santri sedang menjalankan ibadah berjamaah. Menurut data Basarnas hingga Selasa (7/10), total korban mencapai 171 orang, dengan 104 orang selamat, dan 67 orang meninggal (termasuk 8 bagian tubuh yang belum diidentifikasi).
BACA JUGA:Basarnas Tutup Operasi Pencarian Korban Ambruk Ponpes Al Khoziny, Seluruh Jenazah Telah Ditemukan
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur sudah berhasil mengidentifikasi 34 jenazah dari 67 kantong jenazah yang diterima di RS Bhayangkara Surabaya dan lokasi pesantren. Proses identifikasi menggunakan kombinasi tes DNA, pemeriksaan medis, sidik jari, dan bahan bukti lainnya.
Penyebab runtuhnya gedung masih dalam penyelidikan serius. Menurut laporan berbagai media, gedung tersebut tengah melaksanakan pembangunan tambahan lantai tanpa izin konstruksi resmi dan tanpa memperkuat struktur pendukung bangunan lama
Keluarga korban juga telah mengusulkan agar pihak berwenang menjalankan proses hukum secara transparan. Mereka meminta pengelola pondok, kontraktor, dan pihak terkait bertanggung jawab apabila ditemukan kelalaian.
Seiring hasil investigasi yang belum keluar, suasana di Ponpes Al Khoziny masih dipenuhi dengan duka, ketidakpastian, dan harapan agar kegiatan pendidikan segera dapat kembali berjalan dalam kondisi aman.