Sekala Brak: Kisah Ibu Kota Kerajaan di Dataran Tinggi Lampung yang Lenyap

Selasa 22-10-2024,21:08 WIB
Reporter : MG-15 Bagus Darmawan
Editor : Jefri Ardi

LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Di tengah hamparan hijau Dataran Tinggi Lampung, tersimpan kisah sebuah kerajaan kuno yang kini tinggal puing-puing sejarah. Sekala Brak, begitulah nama ibu kota kerajaan yang pernah berjaya di kawasan yang kini masuk dalam wilayah Kabupaten Lampung Barat. Keberadaannya menjadi saksi bisu perjalanan peradaban Lampung yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.

Asal Usul Sekala Brak

Menurut catatan sejarah dan tradisi lisan masyarakat Lampung, Sekala Brak didirikan oleh para pendatang dari Pagaruyung, Minangkabau, sekitar abad ke-14 Masehi. Mereka dipimpin oleh empat orang bersaudara yang dikenal dengan sebutan Paksi Pak (empat pemimpin). Para pendiri ini kemudian membentuk empat kebuayan (marga) besar yang menjadi cikal bakal masyarakat Lampung, yaitu Buay Bejalan Di Way, Buay Belunguh, Buay Nyerupa, dan Buay Pernong.

BACA JUGA:Liyangan: Pompeii dari Indonesia di Kaki Gunung Sindoro

Kejayaan Sekala Brak

Pada masa kejayaannya, Sekala Brak menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan yang sangat berpengaruh di wilayah Lampung. Letaknya yang strategis di dataran tinggi memungkinkan pengawasan terhadap wilayah sekitarnya dan memberikan keuntungan dalam hal pertahanan. Kerajaan ini membangun hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara, termasuk Majapahit dan Banten.

Kehidupan masyarakat Sekala Brak sangat maju untuk zamannya. Mereka mengembangkan sistem pertanian berundak yang masih dapat ditemukan jejaknya hingga kini. Perdagangan rempah-rempah, terutama lada, menjadi salah satu sumber kemakmuran kerajaan ini. Sistem sosial yang teratur tercermin dalam pembagian masyarakat berdasarkan kebuayan dan kepenyimbangan (gelar adat).

Warisan Budaya yang Masih Tersisa

Meski pusat kerajaan telah lenyap, warisan budaya Skala Brak masih dapat ditemukan dalam berbagai bentuk:

1. Arsitektur Tradisional

Rumah adat Lampung yang disebut Lamban Pesagi masih mempertahankan gaya arsitektur khas Sekala Brak, dengan atap berbentuk limas dan tiang-tiang penyangga yang kokoh.

2. Sistem Adat

Struktur kepemimpinan adat yang dikenal dengan Saibatin atau Penyimbang masih dipegang teguh oleh masyarakat Lampung, terutama di wilayah pesisir.

3. Seni dan Kerajinan

Motif-motif kain tapis dan seni ukir kayu yang berkembang saat ini masih mengadopsi pola-pola klasik dari masa Sekala Brak.

Kemunduran dan Hilangnya Sekala Brak

BACA JUGA:Sriwijaya: Menyingkap Misteri Kerajaan Maritim Terbesar di Nusantara

Kemunduran dan hilangnya Sekala Brak terjadi melalui beberapa fase dan faktor yang saling terkait:

1. Konflik Internal (sekitar abad ke-16):

• Terjadi perpecahan di antara keempat Paksi Pak (pemimpin) yang menguasai wilayah berbeda

• Persaingan kekuasaan antara kebuayan (marga) yang berbeda menyebabkan perebutan wilayah

• Sistem waris dan pembagian kekuasaan yang tidak jelas memicu konflik berkelanjutan

• Perpecahan internal ini melemahkan pertahanan dan sistem pemerintahan Skala Brak

2.Pengaruh Kesultanan Banten (abad ke-16 hingga 17):

• Ekspansi Kesultanan Banten ke wilayah Lampung semakin intensif

• Banten menerapkan strategi "divide et impera" memanfaatkan konflik internal

• Perdagangan lada dimonopoli oleh Banten, melemahkan ekonomi Skala Brak

• Para pemimpin lokal mulai beralih kesetiaan ke Banten demi kepentingan ekonomi

• Pengaruh Islam yang dibawa Banten menggeser sistem kepercayaan dan tatanan sosial lama

3. Faktor Geografis dan Bencana Alam:

• Letak di dataran tinggi yang terisolasi membuat komunikasi dan perdagangan sulit

• Kemungkinan terjadinya gempa bumi atau letusan gunung berapi di sekitar wilayah tersebut

• Perubahan iklim yang mempengaruhi hasil pertanian

• Erosi tanah di area pegunungan yang mengancam pemukiman

4. Migrasi Penduduk (abad ke-17 hingga 18):

• Perpindahan bertahap penduduk ke wilayah pesisir yang lebih mudah diakses

• Pembukaan lahan baru di dataran rendah yang lebih subur

• Mencari lokasi yang lebih strategis untuk perdagangan

• Perpindahan pusat-pusat kekuasaan ke wilayah yang lebih mudah dijangkau

5. Perubahan Sistem Sosial:

• Melemahnya sistem kepemimpinan tradisional

• Masuknya sistem administrasi kolonial Belanda

• Pergeseran dari sistem kerajaan ke sistem kepenyimbangan yang lebih kecil

• Hilangnya peran-peran tradisional dalam masyarakat

6. Faktor Ekonomi:

BACA JUGA:Misteri dan Penemuan : Kisah Menarik Tentang Peradaban dari Kota-Kota Yang Hilang Di Dunia

• Berkurangnya jalur perdagangan tradisional

• Monopoli perdagangan oleh VOC dan Kesultanan Banten

• Perubahan sistem ekonomi dari berbasis kerajaan menjadi lebih terdesentralisasi

• Menurunnya produksi pertanian di wilayah dataran tinggi

7. Dampak Kolonialisme:

• Kebijakan Belanda yang membagi wilayah administratif baru

• Penghapusan sistem kerajaan tradisional

• Pembentukan sistem pemerintahan kolonial

• Perubahan orientasi masyarakat ke sistem modern

Proses kemunduran dan hilangnya Sekala Brak ini berlangsung secara bertahap selama beberapa abad. Yang tersisa hingga kini hanyalah:

1. Situs-situs arkeologi yang masih bisa ditemukan

2. Cerita turun-temurun dalam masyarakat

3. Sistem adat yang masih dipertahankan dalam bentuk yang telah beradaptasi

4. Peninggalan budaya material seperti rumah adat dan kerajinan tradisional

Meski pusat kerajaan telah hilang, pengaruh Sekala Brak masih dapat dilihat dalam struktur sosial masyarakat Lampung, terutama dalam sistem Saibatin yang masih bertahan hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa meski secara fisik telah lenyap, warisan budaya Sekala Brak tetap hidup dalam identitas masyarakat Lampung. 

Nilai Penting bagi Generasi Masa Kini

Keberadaan Sekala Brak memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya persatuan dan harmonisasi dalam membangun peradaban. Sistem sosial dan budaya yang dikembangkan oleh masyarakat Sekala Brak terbukti mampu bertahan hingga kini, meski dalam bentuk yang telah beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Upaya Pelestarian

Saat ini, berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan warisan Sekala Brak:

- Penelitian arkeologi untuk mengungkap lebih banyak bukti sejarah

- Dokumentasi tradisi lisan dan adat istiadat

- Pengembangan kawasan situs sebagai destinasi wisata sejarah

- Pelestarian kesenian dan tradisi yang berakar dari Skala Brak

Sekala Brak mungkin telah lenyap secara fisik, namun semangatnya tetap hidup dalam tradisi dan budaya masyarakat Lampung. Kisahnya menjadi pengingat akan kejayaan masa lalu dan inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus membangun peradaban yang lebih baik dengan tetap menghormati warisan leluhur.

 

Kategori :