RADAR TV - Wah siapa sangka daun pisang dapat menjadi daya tarik ekspor tersendiri dan ternyata laris di luar negeri. Hal ini dilakukan oleh seorang wanita bernama Dewi Harlas yang sukses melakukan ekspor daun pisang dengan modal melakukan riset dan belajar lewat sosial media. Usahanya ini pun hanya dilakukan di rumah loh. Dewi juga membagikan kesehariannya melalui akun media sosial miliknya salah satunya pada platform Tiktok dengan username @wreda21. Melalui akun ini Dewi membagikan informasi-informasi ekspor daun pisang yang digelutinya dan konten-konten kesehariannya.
Dilansir dari beautynesia.id Dwi Harlas merupakan seorang ibu yang tinggal di sebuah pedesaan di provinsi di Jawa Tengah. Berdasarkan konten-konten yang ua buat di akun Tiktok miliknya, ia merupakan single parent yang berhasil memiliki bisnis ekspor seperti bulu mata, serabut kelapa, dan yang masih trending dan berjalan hingga saat ini adalah ekspor daun pisang. Bermula resign dari kantor lalu kembali ke desa dan harus menghidupi ketiga anaknya, Dewi pun pernah menjual gorengan. Ia pun bercerita bahwa pernah bisnisnya tidak berkembang. Lalu Dewi melihat banyak sekali daun pisang di belakang rumahnya. Ia pun bingung mau diapakan daun pisang sebanyak itu. Kemudian Dewi berinisiatif untuk melihat pasaran harga daun pisang di internet, ternyata ditemukan bahwa harga daun pisang di luar negeri sangat tinggi. Dengan demikian, Dewi memanfaatkan peluang ini untuk melakukan ekspor daun pisang. Namun, perjalanan Dewi tidaklah mudah karena ia juga mengalami jatuh bangun dalam mengelola bisnisnya. Namun, karena kepiawaiannya dalam melakukan riset dan literasi akhirnya terdapat peluang untuk mengekspor daun pisang dan beberapa produk miliknya hingga keluar negeri. Menurut data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2018 Indonesia berhasil mengekspor daun pisang sebanyak 7.905 ton dengan nilai ekspor mencapai US$ 4,2 juta. Dua tahun kemudian yaitu tahun 2020, nilai ekspornya naik menjadi US$ 6,9 juta. Meskipun perkembangan ekspor daun pisang sepi dari pemberitaan, namun data tersebut cukup menunjukkan bahwa potensi pasar ekspor daun pisang sangat besar. Dilansir dari ukmindonesia.id daun pisang memiliki nilai jual yang tinggi. DJPEN Kementerian Perdagangan melalui akun Instagram @djpen.kemendag pada September 2022 mengatakan bahwa di Jepang harga selembar daun pisang bisa mencapai 1.980–2.280 Yen atau setara dengan Rp 278 ribu–Rp321 ribu. Sementara di Amerika Serikat seharga US$ 13–US$ 18 atau setara dengan Rp 195 ribu-Rp270 ribu. Tentu hal ini menjadi peluang besar untuk kalangan UMKM Indonesia karena dapat membuahkan cuan dan keuntungan yang sangat besar. Kisah Dewi ini menjadi suatu kisah inspiratif yang tentu dapat dicontoh semua orang. Bagaimana seorang ibu rumah tangga dalam perjuangannya mengelola yang pasang surut dan akhirnya berhasil menjual produknya ke mancanegara dan pada setiap keinginan pasti selalu ada jalan yang diberikan. Lalu, siapa nih yang sudah mau coba ekspor daun pisang? (*)