RADARTV – Dinamika menjelang hari H pemilihan presiden semakin menarik untuk diikuti. Ragam jurus dan intrik untuk membelah dan memecah suara salah satu calon presiden – calon wakil presiden terus terjadi. Seperti jurus yang dilakukan oleh kader diduga bayaran Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDI-P) Provinsi Lampung.
Puluhan orang yang mengaku sebagai kader tulen PDIP melakukan pembelotan dukungan. Secara kelembagaan, PDIP mendukung capres – cawapres 03 yakni Ganjar Pranowo – Mahfud MD.
Namun belakangan, sejumlah kader bodong ini membelotkan dukungan menjadi Arus Bawah Jokowi (ABJ) kepada capres – cawapres 02 yaitu Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Marlinda Jaya, kader yang aktif DPC Baguna PDIP menyatakan tegak lurus dengan arah dukungan Presiden Jokowi mendukung 02. Upaya pembelotan ini dikarenakan kader tidak pernah dilibatkan oleh pengurus PDIP Lampung untuk pemenangan capres – cawapres 03.
”Kami tegak lurus dengan arah dukungan Presiden Jokowi mendukung Prabowo-Gibran,” katanya dalam deklarasi di Hotel Marcopolo, Bandar Lampung.
Ketua DPD ABJ Lampung Dahlan Sulaiman mengatakan konsolidasi bisa terlaksana murni dari gerakan relawan ABJ Lampung. ”Mereka merasa sakit hati karena tidak pernah di libatkan oleh elit partai di Lampung dan Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud,” jelasnya.
Kesempatan ini, Sekretaris DPD PDI-P Lampung Sutono memastikan aksi tersebut dilakukan oleh kader bayaran. ”Mereka yang terlibat dalam aksi deklarasi itu bukan kader inti, melainkan kader bayaran,” ujarnya.
Dipaparkanya, mereka jelas bukan kader banteng. “Jadi harus paham mereka bukan kader PDIP jelas ini salah penafsiran, mereka pasti kader bayaran," katanya.
Dia mengatakan, jika mereka kader PDIP, mereka tidak akan melakukan hal tersebut dan akan berjuang untuk kepentingan partai.
"Bajunya aja nggak pernah dipakai itu untuk memperjuangkan kepentingan wong cilik melalui partai PDIP," ungkapnya.
Umar Ahmad, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD PDIP Lampung mengatakan. sangat menyayangkan aksi tersebut karena membawa-bawa identitas partai.
"Kita sesalkan kenapa membawa-bawa nama partai, harusnya jika ingin mendukung calon lain tidak perlu membawa-bawa nama partai," katanya.
Dibeberkannya, dalam politik semua kemungkinan itu bisa terjadi. Aksi kemarin menurut dia merupakan hal biasa.
"Menurut saya biasa dan wajar dalam politik, kita contohkan Jokowi deklarasikan dukungan untuk Gibran kita saja tidak mempermasalahkan, tapi jangan membawa nama partai, alangkah baiknya membawa personal," ujarnya.
Mantan Bupati Tulang Bawang Barat ini mengatakan saat ini pihaknya hanya berfokus dan bergerak untuk memenangkan pasangan Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024 mendatang di Provinsi Lampung.