RADARTV - Gubernur Arinal Djunaidi meminta Provinsi Lampung menjadi pengembang lobster dan menjadi tuan rumah di negara sendiri. Sehingga Lampung menjadi sentra lobster dan menghindari praktek ilegal penyelundupan benih bening lobster atau benur keluar Lampung.
Untuk menjadikan Lampung sebagai sentra lobster, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung melakukan pengembangan lobster.
Ada dua jenis lobster yang di kembangkan di BBPBL Lampung yaitu lobster pasir dan lobster mutiara. Kepala BBPBL Lampung Mulyanto mengatakan dua kegiatan pengembangan lobster pertama pengembangan pembesar lobster yang ditangkap dari alam. Kedua pemijahan dan pemeliharaan benih lobster.
"Untuk pembesaran lobster dari alam dibesarkan dengan orentasi efektivitas dan usaha. Namun permasalahan utama dalam pembesaran lobster ini seperti pakan yang mahal, untuk menghasilkan satu kilogram lobster diperlukan pakan sebanyak 15 kilogram," jelas Mulyanto.
BACA JUGA:Selamat Ya Bun… Riana Sari Arinal Terima Penghargaan Apresiasi Bunda PAUD 2023 Dari Iriana Jokowi
Kemudian, permasalahan pada pembesaran lobster terkait survival rate (SR) atau presentasi jumlah lobster yang hidup pada akhir pemeliharaan yang masih rendah.
"Selama ini SR pembesaran lobster di masyarakat masih berkisar 10 sampai 15 persen," ujarnya.
BBPBL Lampung berusaha menaikan SR pembesaran lobster menjadi 30 sampai 40 persen. Diharapkan SR lobster kita sama dengan Vietnam diangka 70 sampai 80 persen. Ini teknologi yang perlu dikembangkan dengan pengoptimalan seperti habitat pencegahan penyakit dan lainnya.
Pengembangan kedua terkait pemijahan dan pemeliharaan benih lobster di BBPBL Lampung dengan tujuan mengurangi eksploitasi dari alam dengan mengembangkan pemijahan buatan di balai.
"Untuk mengurangi eksploitasi dari alam dengan pengembangan pemijahan dan pemeliharaan di balai," imbuhnya
Saat ini ada dua jenis lobster dikembangkan BBPBL Lampung. Seperti lobster pasir BBPBL memiliki sekitar 200 indukan dan lobster mutiara ada sekitar 40 sampai 50 ekor indukan.(*)