Rumahnya Dibom Penjajah Israel, Dokter Alumnus Indonesia Gugur

Kamis 09-11-2023,00:13 WIB
Reporter : Rie Saksi
Editor : Rie Saksi

 

Banyaknya fasilitas rumah sakit yang dihancurkan penjajah membuat alat medis di sebagian besar rumah sakit terbatas.

 

"Kita harus melakukan anestesi dengan dosis yang hanya 50 persen. Ya. pemberian bius misal 100 mg, terpaksa diberikan 50 miligram demi penghematan,', katanya. 

 

Bahkan, kata dokter Mueen lagi, karena kondisi yang tidak memungkinkan, tim medis terpaksa menggunakan peralatan yang idealnya sekali pakai jadi berulangkali pakai. 

 

BACA JUGA:Palestina, dari Semangka Hingga Buzzer Zionis

 

Satu hari sebelum gugur, dokter Mueen juga melaporkan, kondisi Rumah Sakit Kamal Adwan dan Rumah Sakit Indonesia Gaza, kini hanya khusus menangani korban luka akibat serangan teroris Israel. 

 

Untuk penyakit dan persalinan dirujuk ke rumah sakit-rumah sakit kecil. "Tidak ada listrik, tidak ada BBM, tank-tank zionis hanya berjarak 700 meter dari rumah sakit', tambahnya. 

 

Kendati terus dibombardir pasukan genosida Israel, warga Gaza tetap bertahan di sana. "Saya dan keluarga juga tetap disini", katanya kala itu. (*)

Kategori :