LAMPUNG TIMUR – Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika, BMKG Maritim Panjang, Senin Pagi (12/9/2022) kembali menggelar kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Provinsi Lampung di Balai Desa Sri Menanti Kecamatan Bnadar Sribawono Kabupaten Lampung Timur. Kegiatan Dihadiri Deputi Metereologi BMKG, Anggota Komisi V DPR RI, Drs. Hi. TAMANURI, MM; Bupati Kabupaten Lampung Timur Drs. M. Dawam Rahardjo, M.Si yang diwakili oleh Asisten II Bidang Ekbang HM Yusuf; Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, MT; Kepala Balai Besar MKG Wilayah II yang diwakili Koordinator Bidang data dan Infromasi: Kepala Stasiun Meteorologi Radin Inten II Lampung Kukuh Ribudiyanto, M.Si: Kepala Stasiun Geofisika Kotabumi Lampung Sugeng Widarko S.T; Kepala Stasiun Maritim Lampung Raden Eko Sardjono ST; Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Timur Sudarman,S.Sos.,M.M; Kepala BASARNAS Provinsi Lampung Deden Ridwansyah, S.Sos; Kepala BPTP Provinsi Lampung Eka Miftakhul Jannah, SP.,M.Si; Kepada BPBD Kabupaten Lampung Timur Drs.Tri Pranoto,M.IP; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Timur Ir. M.Yusuf HR; Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lampung Timur KMS. Tohir Hanafi, SE.,M.M; Komandan Pos TNI AL Labuhan Maringgai; Komandan Pos Polisi Air dan Udara Labuhan Maringgai; Kepala UPTD PP Labuhan Maringgai, Kepala UPP Labuhan Maringgai Hary Bowo Senoputro, S.T., M.Sc; Camat Bandar Sribhawono; BPP Bandar Sribhawono; Kepala Babinkamtibnas Bandar Sribhawono; Kepala BABINSA Bandar Sribhawono; Kepala Desa Sri Menanti Sunardi; Ketua HNSI Provinsi Lampung H. Dendi Ramadhona S.T., M.Tr.I.P yang diwakili oleh Kushaeri Suwandi, S.H; Ketua PERHIMPI Provinsi Lampung Dr. Ir. Tumiar Katarina Manik M.Sc dan Ketua HNSI Lampung Timur Ahmad Alfian,SH. Dalam Sambutannya Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, MT menyampaikan bahwa Kondisi iklim yang akhir-akhir ini menjadi tidak menentu menjadi tantangan utama dalam pengelolaan berbagai sektor, salah satunya dalam sektor laut dan perikanan. “Seperti yang kita tahu, sektor laut di Indonesia ini memiliki potensi yang sangat besar mengingat kontribusi perikanan yang signifikan bagi dunia. Indonesia disebut sebagai pemasok 10 persen komoditas perikanan dunia. Perikanan tangkap dan budidaya menjadi dua sektor ekonomi kelautan terbesar yang menjadi perhatian dari berbagai kalangan” sebut Eko. Eko Prasetyo menyebutkan bila dari kondisi Iklim yang tidak menentu membuat BMKG sebagai institusi pemerintah yang berwenang pada penyelenggaraan pengamatan cuaca dan iklim serta informasi cuaca/iklim, harus melakukan beberapa program kegiatan sebagai bentuk respon, berupa rencana aksi untuk mewujudkan program Nawacita tentang Kedaulatan Pangan dan Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan. Menutnya Sejak tahun 2016, BMKG telah berupaya dekat dengan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman kepada para nelayan dan penyuluh perikanan terkait informasi Cuaca/Iklim dan pemanfaatannya melalui SLCN di 11 lokasi. ”Di Lampung sendiri, SLCN diadakan sejak tahun 2018. Selama kurun waktu dari 2018-2021, SLCN telah terlaksana di 6 lokasi, dengan jumlah peserta mencapai 190 orang. Pada tahun 2022 ini, SLCN di Lampung akan diadakan di 2 lokasi dengan jumlah peserta mencapai 100 orang ” ungkapnya. Sebagaimana diketahui bersama, bahwa produk informasi cuaca dan iklim maritim sangat bermanfaat untuk mendukung berbagai kegiatan, terutama sektor perikanan dan kelautan. Informasi tersebut memuat berbagai batasan kriteria, terminologi, serta istilah teknis yang terkadang sulit dipahami oleh para pengguna terutama pada sektor perikanan dan kelautan. Implikasinya adalah pemanfaatan informasi tersebut belum optimal bahkan seringkali terjadi kesalahan dalam interpretasi. “Kondisi cuaca dan iklim bagi nelayan tangkap maupun budidaya sangat penting untuk mendukung kegiatan dan aktivitas di lapangan. Melalui pemahaman dan pemanfaatan informasi cuaca dan iklim maritim yang telah disediakan BMKG, diharapkan mampu mendukung kegiatan di lapangan melalui antisipasi kondisi krisis cuaca dan iklim ekstrem, serta perubahan mindset dari mencari ikan menjadi menangkap ikan. Para nelayan maupun stakeholder terkait dapat merencanakan kegiatan melautnya sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu dan bahan bakar serta keselamatan di laut. Sehingga pada akhirnya kesejahteraan masyarakat nelayan dapat meningkat” papar Eko. Pemilihan lokasi penyelenggaraan SLCN juga disesuaikan dengan potensi perikanan dan kelautan daerah setempat. Kabupaten Lampung Timur yang terletak di Pesisir Timur Provinsi Lampung memiliki Potensi Ekonomi yang cukup beragam. Garis pantai yang panjang menjadikan besarnya potensi perikanan di Kabupaten Lampung Timur. Besarnya potensi ini harus didukung dari berbagai aspek, salah satunya dari fasilitas yang memadai, seperti adanya display prakiraan cuaca. BMKG sebagai lembaga yang memberikan informasi cuaca dapat memberikan isi dari konten, tetapi BMKG menghadapi kendala dalam pengadaan display. Sebelumnya BMKG telah berkerja sama dengan berbagai instansi dan pemerintah daerah dalam pengadaan display prakiraan cuaca. Harapan kami untuk ke depannya kami bisa melakukan hal yang serupa dengan pemerintah daerah Kabupaten Lampung Timur. Di sektor perikanan kabupaten Lampung Timur memiliki berbagai jenis hasil perikanan baik untuk perairan laut beserta hasil olahannya dan hasil dari pertambakan. Selain itu dengan potensi dan kondisi wilayah yang ada maka ke depan perlu memperoleh perhatian untuk dikembangkan agar produk yang dihasilkan dapat dicapai secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. Namun demikian, beberapa Nelayan dan Petambak skala kecil masih menggunakan cara-cara tradisional dan kearifan lokal. Kondisi ini semakin memberikan BMKG motivasi dalam ikut serta mendorong memajukan hasil tangkapan laut maupun budidaya. BMKG hadir sebagai partner masyarakat dalam mendorong perekonomian bangsa, menjadikan Indonesia yang sejahtera dan mandiri. SLCN kali ini semoga bisa menjadi penghubung antara negara dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para nelayan. “Kegiatan ini kami harapkan dapat menjadi media pertukaran pengetahuan, informasi, diskusi dan ajang berbagi pengalaman dari para narasumber, peserta, dan stakeholder terkait. Kami juga berharap Bapak/Ibu dan Saudara-saudara yang terpilih sebagai peserta Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Provinsi Lampung Tahun 2022, dapat mengunakan kesempatan ini untuk menimba pengetahuan dengan baik, sehingga nantinya saudara benar-benar dapat memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk menunjang keberhasilan program-program Pemerintah” harap Eko. Selain itu Eko Prasetyo juga berharap pada kesempatan ini sangat langka bisa dipergunakan dengan sebaik- baiknya untuk menimba ilmu, berdiskusi dan tukar pengalaman baik dengan teman sesama peserta maupun narasumber. “Tidak kalah pentingnya, jagalah kesehatan sebaik mungkin, di masa pandemi COVID-19 ini marilah kita taati protokol kesehatan serta selalu menjaga kebersihan, sehingga kita semua dapat mengikuti Sekolah Lapang Cuaca Nelayan Tahun 2022 dengan baik hingga selesai nanti’ imbuhnya. Kegiatan yang merupakan kolaborasi antara SLCN (Sekolah Lapang Cuaca Nelayan) dan SLI (Sekolah Lapang Iklim) yang digelar kolaborasi antara Stasiun Maritim panjang dengan Stasiun Klimatologi Lampung ini secara resmi dibuka oleh Drs. Hi. Tamanuri, MM dari Komisi V DPR RI . Kegiatan yang bertujuan untuk mengedukasi nelayan dan petani agar melek teknologi dan memanfaatkan cuaca dan iklim dalam mendukung aktivitas nelayan dan petani ini berjalan sukses dan lancar (Jf/Rls)
BMKG Maritim Lampung Sukses Gelar SLCN 2022 di Lampung Timur
Senin 12-09-2022,23:26 WIB
Editor : redaksirltv
Kategori :