BANNER HEADER DISWAY HD

Lampung Darurat Gay : Bemunculan Banyak Komunitas Gay di Media Sosial, APH Harus Bertindak

Lampung Darurat Gay : Bemunculan Banyak Komunitas Gay di Media Sosial, APH Harus Bertindak

MENJIJIKAN : Aktivitas grup gay di media sosial.-tangkap layar-

BANDARLAMPUNG, RADARTVNEWS.COM – Provinsi Lampung masuk dalam fase gawat darurat gay. Bahaya penyimpangan aktivitas seksual tak hanya menimpa anak-anak perempuan.

Kini, bagi orang tua yang memiliki anak laki-laki harus pula memberikan perhatian ketat dan serius terhadap kegiatan sehari-hari. Contohnya, siapa saja temanya?, apa saja grup dan konten apa saja yang kerap dilihat di media sosial.

Di lansir dari laman medsos Facebook (FB) banyak sekali bermunculan grup-grup dengan tajuk “gay”.  Untuk diketahui, gay ini merujuk pada istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketertarikan romantis, seksual, atau emosional seseorang kepada individu dengan jenis kelamin yang sama.

Dalam konteks ini, gay umumnya merujuk pada pria yang tertarik pada pria lain. 

Beberapa poin penting terkait istilah gay:

Orientasi Seksual :

Gay adalah salah satu bentuk orientasi seksual, yaitu ketertarikan seseorang pada jenis kelamin yang sama (disematkan pada laki-laki suka laki-laki atau jeruk makan jeruk. 

Gay juga sering disebut sebagai homoseksual, yang secara harfiah berarti     ketertarikan pada jenis kelamin yang sama. 

Grup Gay di Lampung 

Dari informasi awal dan penelusuran di FB, ketika kita mengetik kata kunci ”gay” maka akan banyak sekali muncul grup-grup terlarang. Grup Gay ini mengarah dengan teritori tertentu. Seperti penyebutan kabupaten/kota, bahkan hingga kecamatan. Jumlah pengikutnya beragam mulai ratusan, ribuan hingga puluhan ribu.

Semisal untuk Komunitas Gay Bandar Lampung dengan anggota lebih dari 20 ribu, Gay Bandar Lampung New memiliki anggota 12,1 K atau 12.100 lebih anggota. Kemudian ada lagi Gay Lampung Selatan, Gay Metro, Gay Tanjung Bintang, Gay Tulang Bawang, Gay Rawajitu.

Aktivitas unggahan dan percakapan di grup itu sungguh menjijikan. Semisal adanya tawar-menawar aktivitas seksual menyimpang hingga pamer bagian tubuh tertentu atau dikenal dengan PAP (post a picture). 

Lolos Sensor dan Minim Peran Pemerintah 

Menariknya tidak ada saringan atau filter yang diberikan oleh pemilik media sosial hingga dengan mudah meloloskan perilaku menyimpang ini. Sejatinya, pemilik medsos tunduk dan patuh dengan regulasi yang sudah disyaratkan oleh pemerintah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: