Mumpung Masih Bulan Syawal, Sempurnakan Ramadhan Dengan Puasa Enam Hari Guna Menjemput Keberkahan Hidup
ilustrasi-Foto : Jihan-
Para ulama berbeda pendapat. Ada yang menyunnahkan namun ada pula yang memakruhkan.
Imam An Nawawi Rahimahullah menerangkan:
فيه دلالة صريحة لمذهب الشافعى وأحمد وداود وموافقيهم في استحباب صوم هذه الستة وقال مالك وأبو حنيفة يكره ذلك
Dalam hadits ini terdapat petunjuk yang jelas bagi pendapat Asy Syafi’i, Ahmad, Daud, dan yang menyepakati mereka tentang sunahnya berpuasa enam hari tersebut. Berkata Malik dan Abu hanifah: Hal itu dimakruhkan. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 8/56)
Menurut Imam Abu Hanifah, puasa enam hari Syawwal itu makruh baik berturut-turut atau tidak berturut-turut. Murid Abu Hanifah yaitu Abu Yusuf mengatakan makruh jika berturut-turut, jika dipisah tidak apa-apa. Tapi MAYORITAS ulama hanafiyah muta’akhirin (generasi akhir) mengatakan puasa enam hari Syawwal tidak apa-apa. (Imam Ibnu Nujaim Al Mashri, Bahrur Raiq, 6/133)
Namun menurut pendapat mayoritas ulama adalah sunah. Disebutkan dalam Al Mausu’ah:
ذَهَبَ جُمْهُورُ الْفُقَهَاءِ – الْمَالِكِيَّةُ ، وَالشَّافِعِيَّةُ ، وَالْحَنَابِلَةُ وَمُتَأَخِّرُو الْحَنَفِيَّةِ – إِلَى أَنَّهُ يُسَنُّ صَوْمُ سِتَّةِ أَيَّامٍ مِنْ شَوَّالٍ بَعْدَ صَوْمِ رَمَضَانَ
Mayoritas fuqaha –Malikiyah, Syafi’iyah, Hanabilah, dan Hanafiyah muta’akhirin (generasi kemudian)- berpendapat bahwa disunnahkan berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah puasa Ramadhan. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 28/92).
Puasa syawal termasuk puasa sunah, adalah bagian dari proses meraih ketakwaan itu. Maka, enam hari puasa di bulan Syawal bukan hal kecil, tapi bisa jadi pembuka jalan menuju surga.
Keberkahan Puasa Syawal dalam Kehidupan Sehari-hari
Selain pahala yang besar, puasa Syawal juga membawa banyak keberkahan secara spiritual dan emosional:
1. Melatih Disiplin dan Kesabaran
Puasa melatih kita menahan diri—bukan hanya dari makan dan minum, tapi juga dari hal-hal yang sia-sia dan merusak. Ini adalah bekal penting dalam menghadapi dunia nyata pasca-Ramadan.
2. Mendekatkan Diri pada Allah
Konsistensi dalam ibadah adalah tanda kecintaan pada Allah. Orang yang menjaga ibadah meski sudah tidak “wajib” berarti punya hubungan yang lebih personal dan tulus dengan Tuhannya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
