Kisah Aneh Tentang Benua Lemuria: Fakta atau Mitos Sejarah?
Ilustrasi Benua Lemuria-pinterest-
LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Di antara berbagai misteri yang menghiasi sejarah dunia, kisah tentang Benua Lemuria menjadi salah satu kisah yang paling memikat dan penuh tanda tanya. Lemuria, sebuah daratan besar yang konon pernah ada di Samudra Hindia atau Pasifik, disebut-sebut sebagai rumah bagi peradaban kuno yang hilang. Namun, apakah cerita ini berdasarkan fakta atau hanya sekadar mitos yang berkembang?
Asal Usul Teori Lemuria
Kisah Lemuria pertama kali muncul pada abad ke-19, ketika para ilmuwan mencoba menjelaskan kehadiran fosil lemur di berbagai tempat yang berjauhan, seperti Madagaskar, India, dan Indonesia. Zoolog asal Inggris, Philip Lutley Sclater, dalam makalahnya pada tahun 1864, memperkenalkan istilah "Lemuria" untuk menyebut daratan hipotetis yang diyakini pernah menghubungkan wilayah-wilayah ini. Menurut Sclater, daratan itu tenggelam ke dasar lautan, meninggalkan fosil lemur sebagai petunjuk keberadaannya.
BACA JUGA:Psikologi Positif: Ilmu di Balik Kebahagiaan Manusia
Teori ini awalnya murni ilmiah dan bertujuan menjelaskan persebaran fauna, terutama karena konsep lempeng tektonik belum ditemukan. Namun, seiring waktu, gagasan tentang Lemuria berkembang melampaui sains dan merambah ke ranah spiritual serta mitologi.
Lemuria dalam Perspektif Mistis
Pada akhir abad ke-19, gagasan Lemuria dihidupkan kembali oleh para teosof seperti Helena Blavatsky, seorang pendiri Teosofi. Dalam bukunya, The Secret Doctrine, Blavatsky menggambarkan Lemuria sebagai rumah bagi "ras akar ketiga," manusia purba dengan kemampuan spiritual yang luar biasa. Lemuria dipandang sebagai peradaban yang sangat maju, tetapi hancur karena bencana alam.
Pandangan serupa diikuti oleh berbagai kelompok spiritual. Lemuria sering kali dikaitkan dengan Atlantis, bahkan dianggap sebagai saingannya. Dalam banyak narasi mistis modern, Lemuria dilukiskan sebagai simbol harmoni, kedamaian, dan kebijaksanaan yang hilang.
Fakta Geologi dan Ilmiah
Meskipun cerita tentang Lemuria terdengar menarik, sains modern tidak mendukung keberadaannya sebagai benua yang tenggelam. Penemuan teori lempeng tektonik pada abad ke-20 menunjukkan bahwa daratan tidak hilang begitu saja, melainkan bergerak sangat lambat selama jutaan tahun. Sebagai contoh, keberadaan fosil lemur di tempat-tempat yang berjauhan dijelaskan melalui pergerakan lempeng dan formasi benua, bukan oleh tenggelamnya benua besar.
Namun, beberapa penemuan geologi memunculkan teori terkait daratan yang pernah ada, seperti Mikro-Benua Mauritia di bawah Samudra Hindia. Mauritia adalah fragmen kerak benua kuno yang tenggelam jutaan tahun lalu, tetapi tidak berkaitan dengan konsep mistis Lemuria.
BACA JUGA:Aksara Kuno Nusantara: Menyingkap Misteri Komunikasi Masa Lampau
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: