BANNER HEADER DISWAY HD

Banjir dan Longsor Renggut Puluhan Nyawa di Sumatera Utara, BNPB Tetapkan Situasi Darurat

Banjir dan Longsor Renggut Puluhan Nyawa di Sumatera Utara, BNPB Tetapkan Situasi Darurat

--

RADARTVNEWS.COM – Sepekan terakhir, Sumatera Utara diguncang rangkaian banjir dan longsor yang menelan puluhan korban jiwa dan memaksa ribuan warga mengungsi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 13 kabupaten/kota terdampak, dengan 58 orang meninggal dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang per 28 November 2025.​

Hujan dengan intensitas tinggi turun hampir tanpa jeda di sejumlah wilayah hulu sejak pekan lalu. Debit air sungai-sungai besar seperti Sungai Bingai, Mencirim, Bangkatan, Padang, dan Bahilang meningkat drastis hingga meluap ke permukiman warga. Di beberapa titik, arus deras merobohkan dinding rumah, menghanyutkan perabotan, bahkan merusak jembatan penghubung antar desa.​

Di Kota Binjai dan Tebing Tinggi, air sempat naik hingga setinggi dada orang dewasa, membuat warga hanya punya waktu singkat untuk menyelamatkan diri. Sementara di Kabupaten Serdang Bedagai dan Simalungun, longsor menimbun badan jalan dan menutup akses ke desa-desa di lereng perbukitan. Kondisi ini menyulitkan tim gabungan untuk mengevakuasi korban dan mengirim bantuan logistik di hari-hari pertama bencana.​

BNPB bersama BPBD setempat telah mengaktifkan posko darurat di wilayah terdampak, menyiapkan dapur umum, tenda pengungsian, dan layanan kesehatan bagi warga. Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, relawan, dan komunitas lokal terus menyisir daerah yang sulit dijangkau untuk mencari korban hilang. Pemerintah daerah juga mulai melakukan pendataan kerusakan rumah, lahan pertanian, hingga infrastruktur publik untuk menentukan langkah pemulihan jangka menengah.​

BACA JUGA:Banjir Bandang Landa Aceh & Sumatera, Ribuan Rumah Terendam, Kendaraan Terbawa Arus, dan Akses Warga Terputus

Pakar hidrometeorologi mengingatkan bahwa pola curah hujan ekstrem akhir tahun ini berkaitan dengan fenomena iklim global yang membuat musim penghujan datang lebih basah dari biasanya. Kondisi tata ruang yang belum tertata, alih fungsi lahan di daerah hulu, serta buruknya drainase di kota-kota kecil ikut memperparah dampak bencana. Mereka menekankan perlunya penataan kembali kawasan rawan banjir dan longsor, bukan hanya mengandalkan penanganan darurat ketika bencana sudah terjadi.​

Warga diimbau tetap waspada terhadap potensi hujan lebat lanjutan dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan lereng curam diminta segera mengungsi ke tempat aman jika melihat tanda-tanda peringatan seperti air sungai yang tiba-tiba keruh dan naik cepat, retakan tanah, atau suara gemeretak dari tebing. Pemerintah pusat menyatakan akan memperkuat sistem peringatan dini dan mempercepat perbaikan infrastruktur pengendali banjir di Sumatera Utara sebagai bagian dari upaya mengurangi risiko bencana di masa mendatang.

BACA JUGA:Starter Pack Menghadapi Bencana Banjir: Wajib Punya Agar Tetap Aman

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: