BANNER HEADER DISWAY HD

Bukan Tawuran, Ini Aksi 303 Petinju Muda di Bhayangkara Boxing Clash 2025

Bukan Tawuran, Ini Aksi 303 Petinju Muda di Bhayangkara Boxing Clash 2025

Bhayangkara Boxing Clash 2025 menyemarakkan peringatan Hari Bhayangkara ke-79, yang berlangsung selama tiga hari, dari 4 hingga 6 Juli 2025-Foto : Siti Saskia Salamah-radartv.disway.id

BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM – Suara dentuman sarung tinju yang membentur samsak dan sorak-sorai penonton menggema di halaman Mapolresta Bandar Lampung. Bukan keributan, bukan pula tawuran. Inilah semangat muda yang menyalur lewat ring tinju: Bhayangkara Boxing Clash 2025.

Sebanyak 303 petinju dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul dalam ajang yang digelar dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara ke-79, yang berlangsung selama tiga hari, dari 4 hingga 6 Juli 2025.

Dari Bengkulu, Sumatera Selatan, hingga Jawa Barat, para atlet muda berdatangan membawa mimpi dan tekad.

Ajang ini bukan sekadar pertandingan, ini adalah panggung pembuktian diri, di mana keringat, disiplin, dan semangat juang diuji habis-habisan.

Tercatat ada 184 partai pertandingan yang dipertandingkan. Mulai dari kelas pra mini junior hingga elite, setiap laga menjadi kesempatan emas bagi para petinju muda menunjukkan bakat terbaiknya.

BACA JUGA:Stadion Baru, Semangat Baru dan Optimisme Bhayangkara Presisi di Tanah Sai Bumi Ruwa Jurai

“Kami ingin menyalurkan semangat bertanding para remaja ke hal positif. Tinju bukan hanya olahraga keras, tapi pembentuk karakter,” ujar Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay, di sela-sela acara.

Tilukay menegaskan bahwa olahraga seperti tinju mampu menjauhkan generasi muda dari pergaulan negatif seperti nongkrong hingga larut malam, konsumsi alkohol, hingga penyalahgunaan narkotika.

Semangat itu turut didukung oleh Ketua Pengprov Pertina Lampung, Hermanto, yang menyebut Bhayangkara Boxing Clash sebagai ajang luar biasa untuk membentuk generasi yang disiplin, sportif, dan berpotensi menjadi atlet berprestasi.

“Saya berharap kejuaraan ini bisa menjadi agenda tahunan. Tidak hanya sebagai selebrasi Hari Bhayangkara, tapi juga sebagai wadah pembinaan atlet muda,” ungkapnya.

Lebih dari sekadar kompetisi, kejuaraan ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara dunia olahraga dan kepolisian dapat menciptakan ruang positif bagi anak-anak muda untuk bertumbuh. Di atas ring, mereka belajar menang dan kalah dengan terhormat—sebuah pelajaran yang barangkali tak diajarkan di bangku sekolah.

Ketika denting lonceng terakhir berbunyi, dan satu lagi partai selesai digelar, satu hal menjadi jelas: ini bukan tentang adu jotos, tapi tentang bagaimana tinju bisa menyatukan harapan, keberanian, dan masa depan generasi muda Indonesia. (*)

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait