Topan Fung-wong Picu Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter: Nelayan di Beberapa Wilayah Indonesia Diminta Waspada
Ilustrasi--Istimewa
RADARTVNEWS.COM - Lembaga Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang tinggi hingga 4 meter yang berpotensi terjadi di sejumlah perairan Indonesia, akibat pengaruh siklon tropis Fung-wong yang berada di Laut Filipina utara dan sistem cuaca lainnya.
Siklon Fung-wong yang terbentuk dari bibit siklon tropis 90W mulai terdeteksi pada awal November 2025. BMKG mencatat pusat sirkulasi berada di sekitar 14,1° LU dan 124,9° BT, dengan kecepatan angin maksimum mencapai sekitar 155 km/jam (85 knot) serta tekanan minimum 950 hPa. Meskipun Fung-wong bergerak menjauh dari wilayah Indonesia, dampak tidak langsungnya terhadap kondisi laut nasional tetap signifikan.
Menurut BMKG, wilayah yang berpotensi mengalami gelombang tinggi meliputi perairan Barat Sumatra, Selat Malaka, Laut Natuna Utara,dan Perairan Kepulauan Riau. Gelombang dengan ketinggian hingga 4 meter bisa membahayakan aktivitas pelayaran kecil, khususnya kapal nelayan dan perahu tradisional.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan BMKG, Guntur Syahputra, mengimbau para nelayan agar menunda operasi penangkapan di daerah yang diperingatkan sampai kondisi laut kembali stabil. “Kami meminta semua pengguna laut untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi. Kapal kecil sangat rentan,” tuturnya dalam keterangan pers.
Pantauan di lapangan menunjukkan sejumlah nelayan di Kepulauan Riau dan Aceh telah menunda keberangkatan harian mereka. Abu Salam, seorang nelayan di pulau kecil Kepulauan Riau mengatakan, “Kami sudah dengar peringatan. Hari ini kami tinggal di dermaga saja sampai situasi laut membaik.”
BACA JUGA:BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem 10–16 November, Masyarakat Diminta Tetap Siaga
BACA JUGA:Topan Kalmaegi Terjang Filipina, Ratusan Ribu Warga Dievakuasi
BMKG juga menyatakan bahwa gelombang tinggi ini belum disertai angin badai secara langsung di wilayah pantai Indonesia, tetapi kombinasi perubahan tekanan, arus laut, dan swell dari siklon di laut jauh membuat kondisi laut menjadi bergerak dinamis dan berbahaya bagi kapal ringan.
Saran teknis dari BMKG bagi nelayan dan pengguna jasa laut termasuk memastikan kapal dalam kondisi baik, tidak membawa muatan yang melebihi kapasitas, memperhatikan ramalan cuaca harian, dan selalu menggunakan alat pelampung serta radio VHF untuk mendengar pembaruan kondisi laut.
Selain itu, BMKG bekerja sama dengan dinas kelautan provinsi untuk meningkatkan pengawasan dan menerbitkan peringatan lokal melalui pesan singkat dan radio komunitas. Upaya ini ditujukan untuk mempercepat penyebaran informasi ke daerah pesisir yang sering sulit dijangkau sinyal.
Dengan peringatan ini, publik diharapkan memahami bahwa meski kekuatan siklon tampak jauh dari Indonesia, efeknya terhadap lingkungan laut bisa tersebar luas. Kondisi seperti ini mengingatkan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya soal badai yang datang langsung, tetapi juga gelombang tinggi yang bisa tiba tiba muncul dan menimbulkan risiko.
Para pihak terkait di industri kelautan dan nelayan diminta untuk tidak mengabaikan sinyal peringatan dini. Koordinasi antara dinas kelautan, BMKG, dan komunitas nelayan menjadi kunci agar potensi kerugian material dan keselamatan manusia dapat diminimalkan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
