Gubernur Mirza Sebut Banyak Gabah Dibawa Keluar Lampung, Ini Langkah Penanganannya!
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal Saat Memberikan Keterangan Soal Penanganan Gabah Petani Lampung -Foto : Prima Imansyah Permana-
BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM – Banyaknya temuan kendaraan truk bermuatan gabah yang hendak dibawa keluar provinsi Lampung, membuat Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengambil langkah serius dalam penanganan persoalan gabah.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung saat ini tengah melakukan pengendalian gabah agar tidak keluar dari Lampung dalam bentuk gabah.
Gubernur Mirza sendiri secara tegas melarang gabah keluar Lampung sebagai tindak lanjut laporan sejumlah pengusaha padi yang ada di Lampung.
"Jadi memang teman-teman dari pengusaha padi di desa-desa, kecamatan-kecamatan cerita ke pemprov Lampung bahwa mereka dapat gabah sedikit. Dan mereka membutuhkan gabah," sebut Mirza.
Mirza mengakui jika dari laporan tersebut diketahui jika gabah-gabah ini banyak yang dibawa ke luar Lampung.
"Saya tanya kenapa? Ternyata gabahnya banyak dibawa keluar. Dari pada banyak usaha penggilingan padi kita tutup, kita bantu pastikan tersedia untuk mereka," ungkapnya.
BACA JUGA:Kereta Gantung Terpanjang di Indonesia Segera Hadir di Bandarlampung, Dibangun Investor Asing
Meski demikian, Mirza tetap meminta dan mengarahkan para pengusaha ini untuk membeli gabah dari petani ini dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 6.500 per kg.
Senada disampaikan Pj Sekda Provinsi Lampung M Firsada, pengendalian gabah agar tidak keluar Lampung ini sesuai instruksi Presiden RI tentang kemandirian pangan.
"Jadi gabah ini akan diserap Bulog, Bulog sudah nunggu, harga gabah sudah ditentukan, supaya Bulog menyerap gabah-gabah itu khususnya di Lampung. Kita menjaga jangan sampai Bulog tidak bisa menyerap, karena keluar semua," ujar Firsada.
Tujuannya, kata Firsada tidak lain untuk penataan gabah di Lampung agar mudah dikendalikan oleh pemerintah.
"Semua itu untuk penataan, kalau kita sudah over mana kebutuhan luar daerah kita bisa mengendalikan. Kalau itu secara diam-diam kita sulit. Itu semata-mata pengendalian dalam rangka kemandirian pangan," ungkapnya.
Lanjut Firsada, dengan gabah tidak keluar Lampung akan menguntungkan bagi petani karena harga beli gabah sesuai dengan harga pemerintah.
"Kalau diserap diluar harganya pasti dibawah itu. Dengan pengendalian ini sehingga petani dapat harga layak untuk kesejahteraan petani itu sendiri," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
