Dari Sabang sampai Merauke: Persahabatan yang Menyatukan Indonesia di Mata Dunia
--Freepik
BANDAR LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM - Indonesia bukan cuma negeri kepulauan yang multi-etnik, tetapi juga negara yang aktif merajut kekuatan persahabatan global demi kepentingan bersama. Dari Asia hingga Afrika, Indonesia menjalin kerja sama strategis yang membawa keuntungan konkret, mulai dari pembangunan ekonomi hingga keamanan. Dalam menjalin kemitraan ini, setiap negara mitra memberikan kontribusi berbeda yang saling melengkapi kekuatan Indonesia di panggung dunia.
Salah satu hubungan terkuat adalah dengan Tiongkok. Sejak 2013, Indonesia dan China membangun kemitraan strategis yang hingga 2024 membuat total perdagangan bilateral menembus US$147,8 miliar, menjadikan China mitra dagang terbesar selama sembilan tahun berturut-turut. Proyek-proyek besar seperti kereta cepat Jakarta - Bandung, pengolahan mineral nikel, serta investasi hilirisasi industri telah menciptakan lapangan kerja dan transfer teknologi luas. Setelah membangun pondasi kokoh dengan China, Indonesia juga memperkuat sinergi dengan Jepang untuk mendorong modernisasi infrastruktur dan pengembangan SDM.
Hubungan bilateral dengan Jepang melahirkan ODA besar untuk pembangunan seperti MRT Jakarta, pelabuhan, dan pembangkit listrik. Dari Januari - November 2021 saja, nilai dagang mencapai US$28,5 miliar, dengan investasi Jepang senilai US$1,7 miliar melalui ribuan proyek domestik. Sinergi ini dipertegas lewat forum Public Private Track 1.5 yang menitikberatkan pada pembangunan berkelanjutan, ekonomi digital, dan pengembangan SDM. Di kawasan Asia Tenggara, Singapura muncul sebagai mitra kunci yang tidak hanya berperan dalam investasi, tetapi juga sebagai penghubung Indonesia dengan pasar global.
Singapura menjadi investor asing terbesar di Indonesia dengan US$1,14 miliar untuk 142 proyek dan perdagangan total S$36 miliar (sekitar US$29 miliar). Negara tetangga ini mempermudah akses ekspor pangan seperti ayam beku dan menjadi gerbang strategis ke pasar internasional. Sementara itu, di seberang Pasifik, Amerika Serikat menjalin kerja sama yang fokus pada sumber daya mineral strategis dan perdagangan, nikel, tembaga, dan rare earth yang penting bagi industri AI, antariksa, dan pusat data. Kesepakatan ini juga menurunkan tarif impor Indonesia dari AS dari 32% menjadi 19%, bahkan mendekati nol untuk komoditas tertentu.
Selain Amerika, Rusia juga menjadi mitra penting yang memperluas kerja sama di sektor militer, energi, dan teknologi luar angkasa. Rusia memperdalam hubungan melalui kerja sama militer, energi nuklir sipil (Rosatom), dan pendidikan tinggi, menggelar latihan militer laut bersama pertama di Laut Jawa, serta merencanakan pembangunan pangkalan luar angkasa sipil di Biak untuk peluncuran roket Soyuz. Tidak hanya dengan kekuatan besar dunia, Indonesia juga aktif membantu negara-negara berkembang melalui kerja sama Selatan–Selatan yang mencerminkan semangat solidaritas global.
Melalui South‑South Cooperation, Indonesia membantu negara berkembang di Afrika dan Asia lewat ratusan proyek kesehatan, pangan, pendidikan, dan energi sejak 1999, termasuk dukungan untuk industri kelapa sawit dan infrastruktur di Liberia. Dalam hubungan regional lainnya, Australia menjadi mitra strategis yang perannya semakin penting dalam penguatan ekonomi hijau dan kemitraan regional.
Hubungan dengan Australia ditingkatkan melalui Comprehensive Strategic Partnership sejak 2018 yang mencakup ekonomi, keamanan, sosial, maritim, hingga energi hijau. Komitmen terbaru mencakup investasi di kendaraan listrik (EV), teknologi startup, dan infrastruktur iklim. Selain mitra di Asia-Pasifik, negara-negara Uni Eropa juga memiliki kontribusi penting dalam berbagai bidang pembangunan Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
