Rosita, Perempuan di Balik Hidupnya Kembali Dua Mata Air di Megamendung

Senin 08-12-2025,21:39 WIB
Reporter : MG - Desi Elvayana
Editor : Jefri Ardi

RADARTVNEWS.COM – Perjuangan pelestarian alam dapat lahir dari satu tekad sederhana. Hal itu dibuktikan Rosita, seorang perempuan dari Megamendung, Bogor, yang konsisten memulihkan lahan tandus bekas kebun singkong selama lebih dari dua dekade. Kalimat yang ia ucapkan 25 tahun lalu menjadi titik awal perjalanan panjang tersebut: “Kalau hutan sudah tidak ada, ya ayo bikin hutan.”

Saat pertama kali ditempati, lahan yang kini menjadi Hutan Organik Megamendung memiliki kondisi tanah masam, tidak memiliki sumber air, dan akses jalan pun hampir tidak ada. Ribuan bibit yang Rosita tanam pun sempat mati karena kekeringan.

Namun Rosita tidak berhenti. Ia menanam ulang dengan sistem tumpang sari, membuat pupuk organik, serta membangun pompa hidram sederhana untuk mengalirkan air ke area lereng. Upaya tersebut dilakukan bertahun-tahun tanpa jeda.BACA JUGA:Titiek Soeharto Respons Isu Dugaan Suap Perizinan Hutan, Tekankan Pentingnya Penegakan Aturan

Tiga tahun kemudian, perubahan besar mulai terlihat. Dua mata air yang sebelumnya mengering kembali mengalir. Tanah yang awalnya keras mulai lembap, pepohonan tumbuh, dan satwa kecil seperti burung kembali muncul di sekitar lahan.

Kini, wilayah tersebut berkembang menjadi Hutan Organik Megamendung, sebuah ruang edukasi lingkungan yang berfungsi sebagai sumber air, kawasan tutupan hijau, sekaligus paru-paru kecil di kaki Puncak, Bogor.

Kisah Rosita banyak dibagikan sebagai contoh nyata bagaimana ketekunan dapat mengubah lanskap yang rusak menjadi ekosistem baru yang hidup kembali. Ia menunjukkan bahwa pemulihan alam dapat dimulai dari langkah kecil dan konsisten.

Di tengah meningkatnya ancaman degradasi lingkungan, perjuangan Rosita menjadi pengingat bahwa harapan dapat ditanam kembali bahkan di tanah yang pernah dianggap mati.BACA JUGA:Krisis Air Bersih Akibat Akses Terputus, Warga Hutanabolon Terpaksa Minum Air Parit

Kategori :