3. Menjadi Terlalu Perfeksionis dan Teratur
Mengatur dekorasi rumah terus menerus, menghitunh sesuatu berulang kali hingga sempurna.
BACA JUGA:Ketika Cemas Menjadi Beban: Memahami Anxiety di Kalangan Anak Muda
Cara Mengobati OCD
1. Identifikaasi Pemicunya
Langkah pertama untuk mengelola gejala OCD adalah kenali pemicunya, pikiran atau situasi yang menyebabkan obsesi dan kompulsi kamu. Kamu bisa membuat jurnal OCD untuk mencatat daftar hal-hal yang menjadi pemicu gejala yang kamu alami setiap hari. Kemudian, nilai intensitas ketakutan atau kecemasan yang kamu alami dalam setiap situasi, lalu strategi apa yang kamu gunakan untuk meredakan kecemasan kamu. Misalnya, bila kamu takut terkontaminasi kuman, menyentuh pintu di mal bisa menimbulkan rasa takut dengan intensitas 3. Sedangkan menyentuh lantai toilet di mal bisa menimbulkan ketakutan intensitas 10. Lalu, kamu akan mencuci tangan selama 15 menit untuk meredakan kecemasan tersebut.
2. Belajarlah untuk Melawan Kompulsif OCD
Menghindari situasi yang bisa memicu pikiran obsesif mungkin tampak seperti ide brilian untuk mengobati OCD. Namun, semakin kamu mencoba menghindarinya, semakin terasa menakutkan pikiran tersebut. Sebaliknya, cobalah untuk berulang kali mengekspos dirimu pada pemicu OCD. Dengan begitu, kamu bisa belajar untuk menahan keinginan untuk melakukan ‘ritual’ kompulsi.Cara ini dikenal sebagai exposure and response prevention (ERP) yang merupakan terapi andalan untuk OCD. Contoh menerapkan terapi ini, bila kamu sering mencuci tangan secara berlebihan, cobalah untuk menyentuh pegangan pintu di mal, lalu tahan diri untuk tidak mencuci tangan. Ketika kamu menahan diri untuk tidak melakukan dorongan untuk mencuci tangan tersebut, lama kelamaan dorongan tersebut secara bertahan akan hilang dengan sendirinya.
3. Rileks dan Kurangi Stress
Stres sering kali memperburuk gejala OCD, jadi cobalah untuk rileks dan temukan lah cara-cara yang efektif untuk mengelola stres. Kamu bisa mencoba berbagai teknik relaksasi, seperti teknik pernapasan yang bisa menenangkan pikiran. Selain itu, kamu juga bisa mengambil istirahat dari gadget. Alih-alih men-scrolling instagram sepanjang hari, cobalah untuk membaca buku, mencoba resep masakan baru, dan lain-lain.
Dengan semakin terbukanya informasi mengenai kesehatan mental, penting bagi masyarakat untuk lebih peka dan memberikan dukungan kepada orang dengan OCD. Bukan hanya sekadar memahami gejalanya, tetapi juga membantu mereka merasa diterima tanpa stigma. OCD bukanlah kelemahan, melainkan kondisi yang bisa dikelola dengan terapi dan perawatan yang tepat. Dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar menjadi kunci agar penderita mampu menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih tenang, produktif, dan penuh harapan.