Tren Soft Life: Menolak Hustle Culture, Mencari Hidup yang Seimbang

Selasa 22-04-2025,14:50 WIB
Reporter : Oktavia Anggraeni
Editor : Jefri Ardi
Tren Soft Life: Menolak Hustle Culture, Mencari Hidup yang Seimbang

RADARTVNEWS.COM - Di tengah dunia yang terus bergerak cepat dan penuh tekanan, muncul sebuah tren baru yang menjadi perlawanan halus terhadap budaya kerja tanpa henti atau soft life.

Istilah ini semakin ramai dibicarakan, terutama di media sosial, sebagai simbol gaya hidup yang mengedepankan ketenangan, kenyamanan, dan keseimbangan hidup.

Lalu apa sebenarnya soft life itu, dan mengapa banyak orang mulai memilihnya?

Apa Itu Soft Life?

Soft life adalah gaya hidup yang menekankan pada kualitas hidup yang santai, bebas dari stres berlebih, dan tidak terjebak dalam kejaran ambisi yang melelahkan.

Berbeda dengan hustle culture yang memuja kerja keras, lembur, dan multitasking soft life lebih memilih waktu luang, kesehatan mental, dan kebahagiaan personal sebagai prioritas utama.

Orang yang menjalani soft life cenderung:

- Menolak glorifikasi kesibukan,

- Memilih pekerjaan yang mendukung keseimbangan hidup,

- Fokus pada self-care dan hubungan personal yang sehat,

- Lebih menikmati proses dibanding hasil yang dikejar-kejar.

Kenapa Tren Ini Semakin Populer?

Pandemi COVID-19 menjadi titik balik bagi banyak orang. Ketika dunia dipaksa berhenti sejenak, banyak yang mulai mempertanyakan apakah hidup hanya untuk bekerja?, Apakah kesuksesan harus diukur dari seberapa sibuk kita? Dari sinilah tren soft life tumbuh, terutama di kalangan generasi muda yang lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental dan hidup yang bermakna. Media sosial juga turut memperkuat tren ini. Banyak konten kreator membagikan rutinitas santai mereka: dari menikmati kopi pagi tanpa buru-buru, berjalan kaki di taman, hingga journaling atau meditasi. Semua ini menjadi inspirasi dan bentuk penegasan bahwa hidup tenang bukanlah kemewahan, tapi pilihan.

Soft Life Bukan Berarti Malas

Penting untuk dipahami bahwa memilih soft life bukan berarti anti kerja keras atau malas. Ini soal memilih cara hidup yang lebih sadar, lebih berorientasi pada kesejahteraan, dan tidak mengorbankan diri demi validasi sosial. 

Soft life mengajak kita untuk menyeimbangkan antara ambisi dan kebutuhan diri.

Menuju Hidup yang Lebih Lembut

 

Memulai soft life bisa dilakukan dengan langkah kecil:

- Menetapkan batas waktu kerja dan waktu istirahat,

- Menolak pekerjaan tambahan yang tidak mendesak,

- Menyediakan waktu untuk hal-hal yang memberi energi positif,

- Mengurangi konsumsi media sosial yang menimbulkan tekanan sosial.

Pada akhirnya, soft life bukan hanya tren, tapi bisa jadi jalan hidup jangka panjang yang lebih sehat dan berkelanjutan. 

Di tengah dunia yang terus menuntut lebih, soft life hadir sebagai pengingat bahwa kita juga berhak untuk cukup. (*)

Kategori :