Misteri Kota Hattusa: Jatuh dan Menghilang Dalam Masa Kejayanya

Kamis 24-10-2024,21:44 WIB
Reporter : MG-16 Panji Akbar Wardana
Editor : Jefri Ardi

  LAMPUNG, RADARTVNEWS.COM -Hattusa, ibu kota Kekaisaran Het, merupakan salah satu situs arkeologi terpenting di dunia kuno, tetapi juga menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Terletak di Anatolia, yang kini merupakan wilayah Turki, Hattusa adalah pusat peradaban Het yang kuat dari abad ke-18 hingga ke-13 SM. Kota ini merupakan pusat politik, militer, dan spiritual dari salah satu kekaisaran terbesar di dunia pada masa tersebut. Namun, sekitar tahun 1200 SM, kota ini ditinggalkan tiba-tiba, dan para sejarawan masih meragukan penyebab kehancuran serta hilangnya kota ini.

 Kejayaan Hattusa

 Hattusa didirikan sekitar tahun 2000 SM dan mencapai masa keemasannya sebagai ibu kota Het pada sekitar 1400 SM. Kota ini dilindungi oleh tembok setinggi 8 kilometer yang mengelilingi wilayahnya. Tembok tersebut dilengkapi dengan gerbang-gerbang megah seperti Gerbang Singa dan Gerbang Sphinx yang mencerminkan kekayaan arsitektur Het.

Penduduk Hattusa mendirikan istana megah dan kuil-kuil besar sebagai simbol kekuatan religius hingga politik yang signifikan. Sebagai kekuatan militer, Kekaisaran Het terkenal dengan penggunaan kereta perang canggih serta kemampuan diplomasi, seperti terlihat dalam perjanjian damai Kadesh yang disepakati dengan Mesir pada abad ke-13 SM salah satu perjanjian damai tertua yang pernah ditemukan.

 Keberadaan kota ini sebagai pusat administratif dan militer juga diperkuat oleh sistem penulisan cuneiform yang digunakan dalam catatan resmi kerajaan, termasuk dokumen-dokumen penting yang ditemukan di arsip kerajaan. Salah satu penemuan paling terkenal di Hattusa adalah 10.000 tablet tanah liat yang mengungkapkan banyak informasi mengenai kehidupan politik, agama, hingga hukum Kekaisaran Het.

 Kejatuhan yang Misterius

 Kejatuhan yang misterius terjadi pada akhir abad ke-13 SM, di mana Kekaisaran Het mulai mengalami kemunduran yang cepat. Pada sekitar tahun 1200 SM, Hattusa ditinggalkan secara tiba-tiba. Hilangnya kota ini terjadi dengan begitu tiba-tiba, seakan-akan seluruh peradaban Het lenyap dalam semalam. Para arkeolog telah menemukan bukti bahwa kota tersebut terbakar hebat sebelum ditinggalkan, tetapi tidak ada penjelasan pasti mengenai siapa yang bertanggung jawab atas kehancuran ini. Beberapa teori muncul untuk menjelaskan hilangnya Hattusa. Salah satu teori yang umum adalah bahwa serangan berasal dari kelompok yang dikenal sebagai Sea Peoples (Bangsa Laut), yang juga diyakini bertanggung jawab atas kehancuran beberapa peradaban besar lainnya di kawasan Mediterania pada saat yang bersamaan, termasuk Mesir dan kota-kota di Yunani. Para peneliti berpendapat bahwa Bangsa Laut menyerang Hattusa, menyebabkan kehancuran besar yang memaksa penduduknya untuk melarikan diri.

 Teori lain yang beredar adalah adanya konflik internal di dalam kekaisaran itu sendiri. Kekaisaran Het mengalami masalah politik serius pada akhir periode keemasannya, termasuk persaingan kekuasaan antara pangeran dan penguasa daerah. Ketidakstabilan politik mungkin telah melemahkan kemampuan pertahanan kota, sehingga memungkinkan musuh eksternal untuk menyerang.

 Kehidupan Setelah Kejatuhan

 Setelah Hattusa dihancurkan, kota ini tetap terlupakan selama berabad-abad, terkubur di bawah tanah dan pasir. Peradaban Het secara keseluruhan perlahan menghilang dari catatan sejarah, meskipun beberapa kelompok keturunan Het yang lebih kecil terus hidup di daerah-daerah terpencil. Peradaban Het baru ditemukan kembali oleh para arkeolog pada abad ke-19 ketika reruntuhan Hattusa digali. Penemuan-penemuan arkeologis di Hattusa, termasuk ribuan tablet tanah liat yang mencatat aktivitas politik serta agama, telah memberi gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan di kota ini. 

 Namun, misteri mengenai penyebab pasti kehancuran kota ini masih belum sepenuhnya terpecahkan. Sebagian besar bukti yang ditemukan menunjukkan bahwa serangan eksternal, seperti dari Bangsa Laut, memainkan peran penting, namun bukti mengenai konflik internal juga tidak bisa diabaikan. Warisan Hattusa, meskipun telah hancur ribuan tahun yang lalu, tetap terwujud melalui artefak arkeologis dan dokumen kuno yang ditemukan di situs tersebut. Situs ini kini merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO, dengan sebagian tembok kota telah direkonstruksi dan gerbang-gerbang megah yang masih utuh berdiri. Hattusa memberikan pemahaman penting tentang peradaban Het, yang sebelumnya terlupakan dalam sejarah. Akan tetapi, kehilangan kota ini secara tiba-tiba masih menyimpan banyak misteri yang belum sepenuhnya terungkap. Mengapa kekaisaran yang begitu kuat bisa runtuh dalam waktu yang relatif singkat? Apakah serangan dari luar, pemberontakan internal, atau gabungan dari keduanya yang menyebabkan kehancuran Hattusa?

 Hingga saat ini, pertanyaan-pertanyaan tersebut masih belum terjawab sepenuhnya, menjadikan Hattusa salah satu misteri besar dalam sejarah peradaban manusia. Penemuan baru mungkin memberikan petunjuk tambahan mengenai penyebab menghilangnya kota megah seperti Hattusa dari permukaan bumi.

Kategori :