RADARTVNEWS.COM - Celana jeans jenis "skinny" kini menghadapi tantangan besar dari generasi Z. Generasi ini kini lebih berani mengekspresikan preferensi mereka terhadap gaya yang lebih nyaman dan modern.
Pada awal abad ke-21, skinny jeans menjadi salah satu tren paling dominan di kalangan remaja hingga dewasa. Namun, akhir-akhir ini kita menyaksikan sebuah transformasi besar-besaran dalam preferensi mode, terutama dari segmen pasar yang paling aktif dan inovatif: Generasi Z.
Skinny jeans, yang dikenal karena bentuknya yang sangat ketat dan melekat pada kaki, dulunya merupakan simbol status dan kesempurnaan bagi banyak orang.
Desainer ternama seperti Diesel dan Levi's membuat model ini semakin populer dengan merek dagang yang kuat dan kampanye iklan yang efektif. Orang-orang merasa percaya diri saat mengenakan celana tersebut karena selalu tampak stylish dan up-to-date.
Namun, seperti semua hal lain di dunia mode, tren skinny jeans pun harus menghadapi akhirnya. Bagaimana bisa? Apakah benar saja bahwa generasi muda sudah meninggalkan celana klasik ini?
Salah satu alasan utama mengapa skinny jeans mulai dikritik oleh generasi z adalah soal kenyamanan. Setelah bertahun-tahun menggunakannya, banyak orang mulai merasa kurang nyaman dengan bahan yang tipis dan struktur yang ketat.
Aktivitas sehari-hari seperti bergerak bebas tanpa khawatir tentang celana robek atau bahkan rusak sepenuhnya menjadi masalah besar.Selain itu, faktor lingkungan juga mulai mendapat perhatian.
Pengelolaan limbah tekstil menjadi isu sensitif di mana-mana. Jika skinny jeans masih diminati, maka jumlah limbah yang dihasilkan tentu akan meningkat drastis.
Jadi, apakah generasi z benar-benar meninggalkan skinny jeans? Jawaban pastinya ya Mereka sedang menjajaki berbagai opsi mode yang lebih nyaman dan ramah lingkungan.
Di antara tren-tren barunya, beberapa item yang paling populer adalah:
Celana Denim Wide-Leg: Model ini hadir dengan ukuran yang lebih luas dan fleksibilitas ekstra. Cocok buat siapa saja yang ingin tetap elegan namun tidak terlalu ketat. Celana Yoga Flared Leggings: Nama 'flared' sudah memberitau bahwa desain ini lebih longgar daripada biasanya. Ideal untuk aktivitas olahraga yoga atau sekadar beraktivitas sehari-hari. High-Rise dan Mid-Rise Jeans: Jenis-jenis ini menawarkan solusi praktis dengan desain yang lebih tinggi sehingga lebih nyaman digunakan setiap waktu.Meskipun banyak yang telah meninggalkan skinny jeans, masih ada beberapa yang ingin tetap menggunakannya tapi tidak mau ketinggalan zaman.
Untuk itulah strategi memadukan outfit menjadi sangat penting!Stylist kenyal Kenzie Welch menyarankan agar Anda mencoba berbagai gaya denim tanpa terikat dengan tren tertentu. “Cobalah padukan skinny jeans dengan topi kulit atau jaket bomber,” katanya.
“Itu akan membuatmu terlihat fresh dan modis.”Fashion Influencer Krista Lavrusik juga menambahkan tipsnya sendiri: “Gunakan skinny jeans secara bergilir bersama gaya yang lebih baru dan modern.”
Ia juga ingatkan bahwa cara terbaik untuk tampil keren adalah dengan tidak membiarkan lemari pakaian hanya berisi satu atau dua pasang skinny jeans.
Kehadiran generasi z di tengah-tengah industri mode telah membawa dampak positif besar-besaran. Melalui pilihan-pilihan mode yang lebih nyaman dan ramah lingkungan, mereka tidak hanya mengekspresikan identitas diri sendiri tetapi juga memberikan inspirasi kepada banyak orang lainnya.
Sementara itu, tren lama seperti skinny jeans telah ditransformasikan menjadi barang koleksi masa lampau yang indah tetapi tidak lagi relevan dalam konteks sekarang ini.
Artinya, jika kamu masih memiliki stok celana jenis ini di lemari mu, mungkin sudah waktunya untuk membersihkannya dan menyimpannya sebagai kenangan manis masa lalu.Dengan demikian, kita dapat melihat betapa signifikannya peran teknologi dan media sosial dalam membentuk preferensi konsumtif masyarakat.
Dan pada intinya, apa pun pilihan mode yang kamu ambil nanti, pastikanlah ia membuatmu merasa percaya diri dan nyaman dalam setiap langkahmu! Artikel ini membantu memahami perspektif generasi z terhadap skinny jeans dan tren mode yang mereka pilih untuk menggantikannya.
Dalam era digital yang terus berkembang, pandangan mode ini menunjukkan betapa signifikan peran teknologi dan media sosial dalam membentuk preferensi konsumtif masyarakat.(*)