RADAR TV - Fraksi PDIP DPRD Provinsi Lampung soroti hingga semester pertama tahun 2024 masih banyak pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi (Pemprov). Hal tersebut disampaikan Ni Ketut Dewi Nadi juru bicara Fraksi PDIP saat menyampaikan pandangan Fraksi PDIP terkait Raperda Perubahan APBD Lampung tahun 2024. Kata Ni Ketut Dewi Nadi, sampai semester pertama 2024, masih banyak pekerjaan rumah Pemprov Lampung untuk merealisasikan target-terget pembangunan daerah yang angkanya masih dibawah nasional.
Disebutkannya, seperti pertumbuhan ekonomi baru 4.8 persen, sementara target data nasional 5.05 persen. Kemudian IPM Provinsi Lampung 71,15. Sedangkan nasional 73,55; rasio Gini masih diangka 0.302 sementara data nasional 0.379. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk tahun 2023 angkanya 4.23 jauh dibawah nasional 5.32.
"Maka tahun 2024 ini harus kerja keras untuk mengatasi masalah pengangguran," ujar Ni Ketut Dewi Nadi saat menyambut pandangan Fraksi PDIP di Sidang Paripurna, Senin 19 Agustus 2024.
Kemudian, Ni Ketut Dewi Nadi menyampaikan, kondisi jalan menurut data nasional dari total panjang jalan 1.693.27 km, hanya 49.17 persen yang berstatus baik dan 27.68 persen kondisinya sedang. Sisanya 7.471 persen rusak ringan dan 15.68 persen rusak berat; dan terget-target pembangunan lainnya yang mesti dicapai dengan memaksimalkan APBD 2024 hingga akhir tahun anggaran.
Lanjut Ni Ketut Dewi Nadi, perubahan APBD 2024 dengan sisa waktu yang tersedia Pemprov Lampung agar fokus belanja daerah untuk pemenuhan pelayanan masyarakat diberbagai sektor mendasar dan strategis. Seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi masyarakat dan lainnya. Sebagaimana diketahui bersama, tahun 2024 ini Provinsi Lampung masih menghadapi permasalahan pembangunan sebagai contoh dapat di kemukakan sebagai berikut.
Pertama, permasalahan bidang pendidikan seperti rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah masih dibawah angka nasional, angka melek huruf terendah se-Sumatera, partisipasi sekolah urutan ketiga terbawah se Sumatera, angka putus sekolah masih tinggi, dan sebagainya.
Kedua, permasalah bidang kesehatan seperti angka prevalensi stunting sampai saat ini belum mencapai target, masih tingginya angka kematian bayi, angka harapan hidup masih jauh dibawah nasional, rendahnya akses layanan kesehatan dasar yang berkualitas dan belum meratanya tenaga kesehatan.