Lawan politik Wahdi dapat melakukan pendekatan yang lebih agresif dalam kampanye mereka, dengan menyoroti isu-isu yang menjadi sorotan publik dan menawarkan solusi yang lebih inovatif.
Hal ini tidak hanya memberikan suara kepada masyarakat, tetapi juga menciptakan rasa keterlibatan yang dapat memperkuat dukungan bagi calon yang berupaya mendekatkan diri kepada warga.
Ketidakpuasan publik terhadap Wali Kota Wahdi Siradjuddin jelang pergantian tampuk kepemimpinan kota Metro 2024, merupakan tantangan serius baginya.
Fenomena Kontradiksi Persepsi
Kendati menuai ketidakpuasan masyarakat, data survei Litbang RLMG dan DRD juga tergambar bahwa kinerja petahana di beberapa sektor sejatinya mencatatkan persentase cukup positif.
Dalam beberapa tahun terakhir, Wahdi menunjukkan pencapaian di beberapa sektor pelayanan (lihat grafis), baik di sektor pendidikan, sektor layanan administrasi kependudukan, ataupun sektor pelayanan kesehatan.
Kepuasan Terhadap Kinerja Wali Kota di Sektor:
* Pelayanan Kesehatan (60,40%)
* Pelayanan Pendidikan (57,20)
* Pelayanan Adminduk (67,80%)
* Infrastruktur Jalan (44,40%)
Sumber: Survei Litbang RLMG dan DRD 14-20 Juli 2024
Namun, tingkat ketidakpuasan muncul signifikan ketika masyarakat dihadapkan pada kemungkinan untuk mendukung petahana dalam pemilihan yang akan datang.
Data menunjukkan, 60,40% responden memilih tidak mendukung Wahdi jika ia kembali mencalonkan diri.
Kesenjangan persepsi inilah yang memunculkan disparitas signifikan antara tingkat kepuasan di sektor-sektor tertentu, dan ketidakpuasan masyarakat terhadap keterpilihan Wali Kota Wahdi.
Keinginan untuk memberikan suara pada petahana tampaknya tidak sejalan dengan angka kepuasan yang ada. Angka ini menjelaskan adanya kesenjangan yang mencolok antara kinerja yang terukur dan persepsi masyarakat.