JAKARTA : Rencana, dan target menuntaskan kemiskinan ekstrem oleh pemerintah di tahun 2024 seperti isapan jempol belaka. Dibutuhkan kesungguhan pemerintah berkolaborasi dengan multipihak untuk membereskan masalah klasik ini. Padahal pemerintah menargetkan angka kemiskinan Indonesia dapat ditekan turun ke level 6,5% sampai 7,5% pada 2024. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa membeberkan data terbaru tingkat kemiskinan di Indonesia saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin 5 Juni 2023. Menurutnya, tingkat kemiskinan di 16 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia masih tinggi. Sebagai catatan, data Bappenas masih mengacu pada 34 provinsi sebelum pemekaran provinsi di Papua. "Ada 16 provinsi dari 34 provinsi masih kita hitung karena Papua dan Papua Barat masih dijadikan satu, yaitu tingkat kemiskinannya relatif tinggi dibandingkan sasaran pembangunan pada tahun 2024 yang akan datang," ujar Suharso Monoarfa. Di Pulau Sumatera ada Provinsi Bengkulu dengan tingkat kemiskminan 13,5-14%, Aceh 12-12,5%, Sumatera Selatan 9,5-10,3%, dan Lampung 9,5-10%. ”Di Sumatera ada Bengkulu, Aceh, Sumatera Selatan dan Lampung. Kalimantan, Alhamdulillah semuanya berada di bawah rata-rata nasional," bebernya. Kemiskinan di Pulau Sumatera
- Bengkulu 13,5-14%,
- Provinsi Aceh 12-12,5%
- Sumatera Selatan 9,5-10,3%
- Lampung 9,5-10%
- Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 10,85-11,2%
- Jawa Tengah 9,5-10%
- Jawa Timur 8,5-8,90%
- NTT 16,5-16,9%
- NTB 12,5-12,85%
- Papua 23,5-24%
- Papua Barat 18,9-19,2%
- Maluku 14-14,%
- Gorontalo 13,7-14%
- Sulawesi Tengah 10-10,3%
- Sulawesi Tenggara 9,5-9,8%
- Sulawesi Barat 8,5-8,7%