BANNER HEADER DISWAY HD

Dapur yang Dingin: Jeritan Warga Lampung Barat Hadapi Krisis Gas LPG 3 Kg

Dapur yang Dingin: Jeritan Warga Lampung Barat Hadapi Krisis Gas LPG 3 Kg

ilustrasi-foto : by google-

LAMPUNG BARAT, RADARTVNEWS.COM  - Pagi itu, asap tak mengepul dari dapur Bu Rini di Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat. Kompor gasnya membisu, bukan karena rusak, melainkan karena tabung gas LPG 3 kg andalan tak kunjung ditemukan.

“Sudah seminggu lebih saya cari ke mana-mana. Bahkan sempat ditawari satu tabung seharga Rp35.000. Padahal biasanya cuma Rp18.000,” keluhnya lirih, menunjukkan tabung kosong yang berdebu, saksi bisu perjuangannya, Kamis, 17 Juli 2025.

Kisah Bu Rini hanyalah satu dari sekian banyak. Di Way Tenong, Batu Ketulis, Balik Bukit, Sukau, hingga Kebun Tebu, jeritan serupa menggema: gas langka, harga melonjak, dan tak ada kepastian kapan krisis ini akan berakhir.

Mengapa Dapur Terancam Mati?

Kelangkaan gas LPG bersubsidi 3 kg ini telah mencekik warga Lampung Barat selama beberapa minggu terakhir. Peningkatan kebutuhan, terutama menjelang hari besar keagamaan, menjadi salah satu pemicu utama. Namun, di balik lonjakan permintaan, ada masalah lain yang terkuak: distribusi yang tidak merata dan dugaan penyalahgunaan di tingkat pangkalan.

BACA JUGA:MENCERMATI KENAIKAN GAS LPG 3 KILOGRAM

Warga kerap melihat antrean panjang di pangkalan, namun tabung gas ludes dalam hitungan jam. 

“Kami datang pagi-pagi, tapi katanya sudah habis, padahal belum dibuka,” tutur Arman, warga Sukau, menggambarkan betapa putus asanya mereka. 

Tak hanya itu, muncul pula dugaan pangkalan 'nakal' yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) atau bahkan menyalurkan kepada pengecer yang tidak berhak.

Respons Pemerintah: Antara Kuota dan Sidak Tegas

Merespons krisis yang meresahkan ini, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tidak tinggal diam. Mereka telah mengajukan penambahan kuota LPG 3 kg ke pemerintah pusat dan memperketat pengawasan distribusi.

“Kami akan menindak tegas pangkalan yang menjual tidak sesuai HET atau terbukti menyalahgunakan distribusi,” tegas salah satu pejabat Dinas Perdagangan setempat.

Petugas gabungan pun kini rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pangkalan dan agen. Tujuannya jelas: memastikan distribusi berjalan adil, pasokan gas tersedia, dan tidak ada pihak yang bermain harga di tengah kebutuhan mendesak masyarakat.

BACA JUGA:Dikurangi, Kuota Gas Melon Lampung 196.831 MT

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: