BANNER HEADER DISWAY HD

Apa Itu Star Syndrome? Fenomena Psikologis di Balik Rasa Terlalu Percaya Diri

Apa Itu Star Syndrome? Fenomena Psikologis di Balik Rasa Terlalu Percaya Diri

Ilustrasi--ISTIMEWA

RADARTVNEWS.COM - Pernah dengar istilah star syndrome? Istilah ini sering muncul ketika seseorang yang baru saja mendapat ketenaran tiba-tiba berubah sikap, jadi lebih sombong, sulit diatur, bahkan merasa dirinya “berbeda” dari orang lain. Fenomena ini ternyata bukan cuma ada di dunia hiburan, tapi juga bisa terjadi di lingkungan kerja, sekolah, bahkan media sosial. 

Star syndrome menggambarkan kondisi psikologis di mana seseorang merasa terlalu percaya diri dan menganggap dirinya lebih unggul dari orang lain karena pencapaian atau popularitas yang dimiliki. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami star syndrome bisa menunjukkan perilaku narsistik atau menolak kritik karena merasa dirinya selalu benar. 

Psikolog Dr. Jeffrey Young, seperti dikutip dari Psychology Today, menjelaskan bahwa gejala star syndrome biasanya muncul saat seseorang terlalu fokus pada pengakuan dan pujian dari luar. Akibatnya, ia jadi sulit menerima kekurangan diri dan terus mencari validasi agar tetap merasa penting. 

BACA JUGA:Ketidakpercayaan Diri: Fenomena Psikologis yang Semakin Meningkat di Tengah Tekanan Sosial

Ciri-ciri orang dengan star syndrome bisa terlihat dari cara mereka berinteraksi. Misalnya, mulai menjaga jarak dari teman lama, sulit diajak kerja sama, atau selalu ingin menjadi pusat perhatian. Dalam dunia kerja, perilaku ini sering kali membuat hubungan profesional jadi renggang dan menurunkan produktivitas tim. 

Menariknya, star syndrome juga banyak ditemui di era media sosial seperti sekarang. Jumlah followers, likes, dan komentar positif bisa menjadi pembangkit ego seseorang. Tanpa disadari, hal itu bisa menimbulkan perasaan superior yang berlebihan. 

Namun, bukan berarti ketenaran selalu berdampak negatif. Para ahli menyarankan agar individu tetap memiliki self-awareness dan emotional balance, sehingga bisa menikmati keberhasilan tanpa kehilangan sikap rendah hati. Karena popularitas seharusnya dijadikan sarana untuk menginspirasi, bukan untuk merasa lebih dari orang lain. 

Jadi, jika kamu atau orang di sekitarmu mulai menunjukkan tanda-tanda seperti ini, penting untuk belajar mengenali batas antara percaya diri dan overconfidence. Popularitas bisa datang dan pergi, tapi karakter dan kerendahan hati akan selalu bertahan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: